Selasa, 01 Juni 2010

PERLENGKAPAN PENDAKI GUNUNG

PERLENGKAPAN PRIBADI

1. Sepatu, ada beberapa tipe sepatu yang dirancang khusus untuk berbagai jenis perjalanan. Sepatu yang baik adalah yang dapat memberikan perlindungan bagi kaki dan cocok untuk jenis perjalanan.

2. Pakaian, harus dapat melindungi si pemakai dari gangguan medan dan cuaca. Meliputi pakaian untuk kepala, badan, tangan dan kaki.

3. Perlengkapan tambahan, meliputi bekal makanan / minuman, senter, pisau, perlengkapan menginap / tidur, dll.

PERLENGKAPAN TEKNIK

1. Tali (Rope)
Tali yang dipergunakan dalam pendakian / pemanjatan tebing (climbing rope) bersifat fleksible, elastis dan tahan terhadap beban yang berat. Diameter tali berkisar antara 11, 10 dan 9 mm. Kemampuan menahan beban berkisar antara 1.360 s/d 2.720 kg. Yang biasa digunakan ada dua jenis yaitu : Hawser laid dan Kernmantel.

2. Helmet / Crash Hat
Berfungsi sebagai pelindung kepala terhadap benturan benda keras.

3. Harness
Tali tubuh yang berfungsi sebagai sabuk pengaman.

4. Carabineer
Carabineer adalah cincin kait yang berbentuk oval atau D dan mempunyai gate / pintu, terbuat dari allumunium alloy dan mempunyai kekuatan antara 1.500 – 3.500 kg. Carabineer ini ada dua jenis, yaitu : screw gate (berkunci) dan snape gate (tidak berkunci).

5. Sling
Sling terbuat dari webbing tubular. Panjang sekitar 1,5 m dengan lebar 2,5 cm dibentuk menjadi sebuah loop (lingkaran) yang dihubungkan dengan simpul pita.


PERENCANAAN PERLENGKAPAN PERJALANAN

Keberhasilan suatu kegiatan di alam terbuka juga ditentukan oleh perencanaan dan perbekalan yang tepat. Dalam merencanakan perlengkapan perjalanan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya adalah :

1. Mengenal jenis medan yang akan dihadapi (hutan, rawa, tebing, dll)
2. Menentukan tujuan perjalanan (penjelajahan, latihan, penelitian, SAR, dll)
3. Mengetahui lamanya perjalanan (misalnya 3 hari, seminggu, sebulan, dsb)
4. Mengetahui keterbatasan kemampuan fisik untuk membawa beban
5. Memperhatikan hal-hal khusus (misalnya : obat-obatan tertentu)

Setelah mengetahui hal-hal tersebut, maka kita dapat menyiapkan perlengkapan dan perbekalan yang sesuai dan selengkap mungkin, tetapi beratnya tidak melebihi sepertiga berat badan (sekitar 15-20 kg), walaupun ada yang mempunyai kemampuan mengangkat beban sampai 30 kg.



Dari kegiatan penjelajahan, ada beberapa jenis perjalanan yang disesuaikan dengan medannya, yaitu :

1. Perjalanan pendakian gunung
2. Perjalanan menempuh rimba
3. Perjalanan penyusuran sungai, pantai dan rawa
4. Perjalanan penelusuran gua
5. Perjalanan pelayaran

Untuk perjalanan ilmiah dan kemanusiaan, bisa pula dikelompokkan berdasarkan jenis medan yang dihadapi. Dari setiap kegiatan tersebut, kita dapat mengelompokkan perlengkapannya sebagai berikut :

1. Perlengkapan dasar, meliputi :
 Perlengkapan dalam perjalanan / pergerakkan
 Perlengkapan untuk istirahat
 Perlengkapan makan dan minum
 Perlengkapan mandi
 Perlengkapan pribadi

2. Perlengkapan khusus, disesuaikan dengan perjalananan, misalnya :
 Perlengkapan penelitian (kamera, buku, dll)
 Perlengkapan penyusuran sungai (perahu, dayung, pelampung, dll)
 Perlengkapan pendakian tebing batu (carabineer, tali, chock, dll)
 Perlengkapan penelusuran gua (helm, headlamp/senter, harness, sepatu karet, dll)

3. Perlengkapan tambahan
Perlengkapan ini dapat dibawa atau tergantung evaluasi yang dilakukan (misalnya : semir, kelambu, gaiter, dll).

Mengingat pentingnya penyusunan perlengkapan dalam suatu perjalanan, maka sebelum memulai kegiatan, sebaiknya dibuatkan check-list terlebih dahulu. Perlengkapan dikelompokkan menurut jenisnya, lalu periksa lagi mana yang perlu dibawa dan tidak.
Apabila perjalanan kita lakukan dengan berkelompok, maka check-list nya untuk perlengkapan regu dan pribadi. Dalam perjalanan besar dan memerlukan waktu yang lama, kita perlu menentukan perlengkapan dan perbekalan mana saja yang dibawa dari rumah atau titik keberangktan, dan perlengkapan atau perbekalan mana saja yang bisa dibeli di lokasi terdekat dengan tujuan perjalanan kita.




















CHECK LIST PERSIAPAN PERJALANAN


CHECK LIST PERSIAPAN PERJALANAN
Masih ingatkah perjalanan pada liburan tahun lalu? Iya … tentu saja masih ingat, terutama dengan adanya kejadian yang agak mengganggu, seperti mendapatkan kaos kaki yang gosong di atas pengering, ternyata tali sepatu harus diganti, bahkan alas tenda yang robek belum dijahit, padahal semuanya harus dipersiapkan dalam satu malam. Belum lagi beberapa perlengkapan yang tidak ada pada tempatnya atau alat-alat masak dan makan yang belum dicuci.

Sebetulnya da beberapa kiat yang harus dilakukan agar persiapan perjalanan, terutama pada saat pengemasan itu bias sederhana, mudah dan bias dinikmati sambil berkhayal tentang keindahan-keindahan di tempat tujuan berikutnya.

Buat catatan perjalanan yang lalu
Agar memudahkan dalam mengumpulkan barang-barang yang cukup banyak, cara yang paling baik adalah mempersiapkannya sejak pulang dari perjalanan yang lalu. Sebelum disimpan, buatkanlah catatan-catatan penting, misalnya kondisi tabung gas, alat yang perlu diperbaiki dan yang harus ditambal. Jangan lupa catatan-catatan tersebut harus dipenuhi selama tenggang waktu antara pulang dari perjalanan dan mau mengemas untuk perjalanan berikutnya.

Tempat praktis
Masing-masing harus punya tempat, misalnya untuk carrier, tenda, fly sheet, dll. Tempat tersebut bisa terbuat dari papan yang dibuat seperti boks. Sedangkan untuk P3K, alat makan dan masak, pelembab, alat jahit dan yang kecil-kecil, ditempatkan pada kantung nylon.

Gudang khusus (sacral)
Buatlah satu ruang yang berfungsi sebagai gudang alat-alat, lengkapi dengan rak gantungan, boks, duffel (karung). Untuk penyimpanan barang-barang di gudang, sebaiknya dilakukan pada saat pulang dari satu perjalanan, tetapi jangan lupa untuk dibersihkan dulu. Buatlah catatan, lalu masukkan sesuai dengan kelompoknya. Beberapa hari kemudian, pada saat sedang di super market, jangan lupa mengisi catatan yang kurang, misalnya batu batere, tabung gas, dll.

Tempat pakaian
Segala sesuatu yang melekat di badan, sebaiknya dipisahkan dari yang lainnya. Bacalah tata cara perawatannya, seperti kantung tidur dan rain coat sebaiknya digantung, tetapi sebelumnya dibungkus dulu dengan plastik, supaya tidak kena debu. Pakaian dalam (long john), kupluk, sarung tangan, kaos kaki, baju dan celana lapangan, dll, sebaiknya simpan pada satu tempat, seperti duffle atau karung nylon.

Daftar berikutnya
Sebelum melakukan pengemasan, setelah mempelajari tempat tujuan, buatlah daftar kebutuhan yang akan dibawa sebanyak-banyaknya. Buatlah skala prioritas antara perlu sekali, perlu, agak perlu. Kemudian pelajari kembali kondisi medan yang akan dikunjungi dan dapatkan informasi sebanyak-banyaknya.

Pada saat akan mengemas, lakukan seleksi ulang terhadap barang-barang yang akan dibawa. Pikirkanlah masak-masak, apakah nantinya berguna atau tidak, atau ada altenatif lain yang lebih sederhana? Ingat, jangan pernah menyesal terhadap barang-barang yang sudah dibawa, karena itu sudah dipikirkan secara matang. Pada akhirnya, perjalanan-perjalanan di masa lalu akan membimbing kita ke arah cara pengemasan yang efektif dan efisien.






Berikut adalah cara membuat daftar perlengkapan dan peralatan (check list) yang dibutuhkan dalam sebuah persiapan perjalanan.

Peralatan Utama (Basic Gear)
 Carrier / ransel
 Sleeping bag / kantung tidur
 Matras / alas tidur
 Map / peta dan kantongnya
 Senter (dengan lampu dan batere cadangan)
 Pisau lipat
 Compass / penunjuk arah
 Sun glasses / kaca mata gelap
 Jam tangan / penunjuk waktu
 Tenda (termasuk didalamnya penutup tenda, pasak, tiang, alas tenda dan cadangannya / kadang-kadang dibutuhkan)
 Makanan
 Makanan ekstra
 Botol minum
 Kantung air
 Perjernih air (iodine, disinfectant, purification, filter, dll)

Alat Dapur (Kitchen Kit)
 Kompor
 Penahan angina
 Tabung gas
 Korek api
 Alat servis kompor
 Panci
 Penjepit panci (gata-gata)
 Busa pencuci
 Saringan
 Cangkir
 Sendok
 Mangkuk
 Bumbu-bumbu
 Korek gas
 Kain pencuci kain
 Plastik sampah

Alat Mandi (Toilet Kit)
 Sikat gigi, pasta gigi, sisir dan sikat
 Sabun, handuk, tissue, dll
 Sekop kecil (untuk membuat wc darurat)

Alat P3K (Basic First Aid Kit)
 Kotak P3K
 Mittela
 Obat luka, obat gosok (minyak kayu putih)
 Elastics band, kassa steril, kapas, band aid
 Salep anti biotic, salep untuk memar, salep anti jamur
 Obat tetes mata, diare, sakit kepala, batuk, maag, penghilang rasa sakit, dll
 Korek kuping
 Obat penghilang rasa sakit dan pencuci luka (rivanol)
 Penghisap bisa ular (extractor)
 Tali parasit, cermin sinyal, peluit, dll




Alat Perbaikan (Repair Kit)
 Selotape bening
 Jarum jahit dan benang
 Kawat kecil
 Macam-macam gesper tas
 Dll


PERJALANAN / PENDAKIAN

Pendaki gunung adalah suatu olah raga keras, penuh petualangan dan membutuhkan keterampilan, kecerdasan, kekuatan serta daya juang yang tinggi. Bahaya dan tantangan merupakan daya tarik dari kegiatan ini. Pada hakekatnya bahaya dan tantangan tersebut adalah untuk menguji kemampuan diri dan untuk bisa menyatu dengan alam. Keberhasilan suatu pendakian yang sukar, berarti keunggulan terhadap rasa takut dan kemenangan terhadap perjuangan melawan diri sendiri.

Di Indonesia, kegiatan mendaki gunung mulai dikenal sejak tahun 1964 ketika pendaki Indonesia dan Jepang melakukan suatu ekspedisi gabungan dan berhasil mencapai puncak Soekarno di pegunungan Jayawijaya, Irian Jaya (sekarang Papua). Mereka adalah Soedarto dan Soegirin dari Indonesia, serta Fred Atabe dari Jepang. Pada tahun yang sama, perkumpulan-perkumpulan pendaki gunung mulai lahir, dimulai dengan berdirinya perhimpunan penempuh rimba dan pendaki gunung WANADRI di Bandung dan Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI) di Jakarta, diikuti kemudian oleh perkumpulan-perkumpulan lainnya di berbagai kota di Indonesia.

JENIS PERJALANAN / PENDAKIAN

Mountaineering dalam arti luas adalah suatu perjalanan, mulai dari hill walking sampai dengan ekspedisi pendakian ke puncak-puncak yang tinggi dan sulit dengan memakan waktu yang lama, bahkan sampai berbulan-bulan.
Menurut kegiatan dan jenis medan yang dihadapi, mountaineering terbagi menjadi tiga bagian:

1. Hill Walking / Fell Walking
Perjalanan mendaki bukit-bukit yang relatif landai dan yang tidak atau belum membutuhkan peralatan-peralatan khusus yang bersifat teknis.

2. Scrambling
Pendakian pada tebing-tebing batu yang tidak begitu terjal atau relatif landai, kadang-kadang menggunakan tangan untuk keseimbangan. Bagi pemula biasanya dipasang tali untuk pengaman jalur di lintasan.

3. Climbing
Kegiatan pendakian yang membutuhkan penguasaan teknik khusus. Peralatan teknis diperlukan sebagai pengaman. Climbing umumnya tidak memakan waktu lebih dari satu hari.

Bentuk kegiatan climbing ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
a. Rock Climbing
Pendakian pada tebing-tebing batu yang membutuhkan teknik pemanjatan dengan menggunakan peralatan khusus.
b. Snow & Ice climbing
Pendakian pada es dan salju.




Mountaineering
Merupakan gabungan dari semua bentuk pendakian di atas. Waktunya bisa berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan. Disamping harus menguasai teknik pendakian dan pengetahuan tentang peralatan pendakian, juga harus menguasai manajemen perjalanan, pengaturan makanan, komunikasi, strategi pendakian, dll.

KLASIFIKASI PENDAKIAN

Tingkat kesulitan yang dimiliki setiap orang berbeda-beda, tergantung dari pengembangan teknik-teknik terbaru. Mereka yang sering berlatih akan memiliki tingkat kesulitan / grade yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang baru berlatih.

Klasifikasi pendakian berdasarkan tingkat kesulitan medan yang dihadapi (berdasarkan Sierra Club) :
Kelas 1 : berjalan tegak, tidak diperlukan perlengkapan kaki khusus (walking).
Kelas 2 : medan agak sulit, sehingga perlengkapan kaki yang memadai dan penggunaan tangan sebagai pembantu keseimbangan sangat dibutuhkan (scrambling).
Kelas 3 : medan semakin sulit, sehingga dibutuhkan teknik pendakian tertentu, tetapi tali pengaman belum diperlukan (climbing).
Kelas 4 : kesulitan bertambah, dibutuhkan tali pengaman dan piton untuk anchor/penambat (exposed climbing).
Kelas 5 : rute yang dilalui sulit, namun peralatan (tali, sling, piton dll), masih berfungsi sebagai alat pengaman (difficult free climbing).
Kelas 6 : tebing tidak lagi memberikan pegangan, celah rongga atau gaya geser yang
diperlukan untuk memanjat. Pendakian sepenuhnya bergantung pada peralatan (aid climbing).

SISTEM PENDAKIAN

1. Himalayan System, adalah sistem pendakian yang digunakan untuk perjalanan pendakian panjang, memakan waktu berminggu-minggu. Sistem ini berkembang pada pendakian ke puncak-puncak di pegunungan Himalaya. Kerjasama kelompok dalam sistem ini terbagi dalam beberapa tempat peristirahatan (misalnya : base camp, flying camp, dll). Walaupun hanya satu anggota tim yang berhasil mencapai puncak, sedangkan anggota tim lainnya hanya sampai di tengah perjalanan, pendakian ini bisa dikatakan berhasil.

2. Alpine System, adalah sistem pendakian yang berkembang di pegunungan Alpen. Tujuannya agar semua pendaki mencapai puncak bersama-sama. Sistem ini lebih cepat, karena pendaki tidak perlu kembali ke base camp, perjalanan dilakukan secara bersama-sama dengan cara terus naik dan membuka flying camp sampai ke puncak.


PERSIAPAN BAGI SEORANG PENDAKI GUNUNG

Untuk menjadi seorang pendaki gunung yang baik diperlukan beberapa persyaratan antara lain :

1. Sifat mental.
Seorang pendaki gunung harus tabah dalam menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan di alam terbuka. Tidak mudah putus asa dan berani, dalam arti kata sanggup menghadapi tantangan dan mengatasinya secara bijaksana dan juga berani mengakui keterbatasan kemampuan yang dimiliki.

2. Pengetahuan dan keterampilan
Meliputi pengetahuan tentang medan, cuaca, teknik-teknik pendakian pengetahuan tentang alat pendakian dan sebagainya.



3. Kondisi fisik yang memadai
Mendaki gunung termasuk olah raga yang berat, sehingga memerlukan kondisi fisik yang baik. Berhasil tidaknya suatu pendakian tergantung pada kekuatan fisik. Untuk itu agar kondisi fisik tetap baik dan siap, kita harus selalu berlatih.

4. Etika
Harus kita sadari sepenuhnya bahwa seorang pendaki gunung adalah bagian dari masyarakat yang memiliki kaidah-kaidah dan hukum-hukum yang berlaku yang harus kita pegang dengan teguh. Mendaki gunung tanpa memikirkan keselamatan diri bukanlah sikap yang terpuji, selain itu kita juga harus menghargai sikap dan pendapat masyarakat tentang kegiatan mendaki gunung yang selama ini kita lakukan.


12 KEBIASAAN DARI BEBERAPA SURVIVOR YANG SUKSES

Dalam suatu krisis, beberapa orang akan terbebani. Sebagian ada yang menyerah untuk berharap, mengapa? Laurence Gonzales mempelajari ratusan dari kasus-kasus yang menunjukkan sesuatu dengan tepat mengenai sikap dan strategi dari beberapa orang yang menolak untuk mati.
Saya telah mempelajari beberapa kecelakaan selama kurang lebih 30 tahun. Pertama, sebagai pilot yang juga wartawan, saya berkonsentrasi pada kecelakaan pesawat terbang. Kemudian, ketika ketertarikan saya beralih pada paddling, climbing dan travelling ke tempat-tempat terpencil, saya mulai mempelajari beberapa kecelakaan yang terjadi pada kegiatan alam terbuka. Silahkan Anda sebut saya sebagai orang yang tidak berperasaan, tetapi bagi saya membaca laporan kecelakaan-kecelakaan tersebut seperti membaca komedi bisu (bisu, karena orang-orangnya sebagian besar meninggal). Saya mencari pengertian mengapa beberapa orang meninggal dengan cepatnya dalam keadaan survive ini. Secara mengejutkan, saya menemukan kengerian yang sama pada beberapa orang yang bertahan hidup dalam keadaan sulit yang sangat ekstrim, kasus-kasus ini saya sebut “deep survival.” Pada dasa warsa dan beberapa abad, terpisah melalui budaya, geografi, ras, agama dan tradisional, beberapa survivor yang sukses menunjukkan pola yang sama dari pikiran dan tindak tanduk yang mengarah pada transformasi keagamaan yang sama dalam mempertahankan hidup mereka. Satu kali kamu pernah melewati hujan salju, kapalmu karam atau kamu tersesat di hutan atau tanganmu terjepit saat boulder, sebagian besar menyangkut mental, berikut adalah cerita yang berhubungan dengan hal tersebut di atas, sebagian besar adalah kisah sebenarnya yang pernah dialami oleh beberapa survivor yang berhasil kembali dari perjalanan yang hampir membuat mereka mati.

ATURAN PENYELAMATAN DIRI DALAM KEADAAN BERBAHAYA

1. PERCAYA DIRI
Orang yang dapat menyelamatkan diri tidak terjebak pada perangkap ketakutan yang mematikan, yaitu ketakutan yang tidak termobilisasi atau penyangkalan terhadap ketakutan. Banyak orang yang seharusnya selamat dalam tragedi World Trade Center pada tanggal 11 September 2001 tewas, karena mereka hanya diam dengan patuh untuk menunggu pertolongan dan bukan berusaha untuk menyelamatkan diri mereka sendiri. Dan banyak diantara mereka yang dikuasai rasa panik. Panik disini tidak selalu berarti berlari kesana-kemari dengan menjerit-jerit, namun bisa berarti diam dengan tidak melakukan apapun . Para penyelidik kecelakaan pesawat sering menemukan bahwa para penumpang ternyata ditemukan mati dengan keadaan masih terikat erat di tempat duduk mereka.








Orang yang dapat menyelamatkan diri sebaliknya menyadari keadaan mereka, “Saya benar-benar dalam keadaan yang membahayakan diri saya dan saya akan berusaha untuk menyelamatkan diri saya.”
Dalam lima menit pertama sejak kecelakaan terjadi, sang korban dipenuhi dengan pemikiran-pemikiran yang penting. Presepsi dan fungsi kognitif seseorang yang dapat menyelamatkan diri berada dalam tingkat yang tinggi saat ia menghadapi bahaya. Dengan dipacu oleh ancaman atas nyawanya, seseorang yang dapat menyelamatkan diri mengetahui keadaan sekitar mereka sampai ke hal-hal yang terkecil, selain itu merekapun meyakini naluri mereka. Joe Simpson, seorang pemanjat tebing dari Inggris yang baru saja menjejakkan kaki di gunung berketinggian 21.000 kaki di negara Peru, terjatuh dan mengalami patah kaki. Hal pertama yang muncul dalam benaknya adalah mungkin dia hanya keseleo. Tetapi beberapa saat kemudian dia berkata pada dirinya sendiri,”Kakiku patah, aku akan mati.” Orang yang dapat menyelamatkan dirinya tidak menyangkal kebenaran. Hanya dengan menyadari luka yang dia alami, Simpson mampu untuk menjalani tantangan yang mengerikan di hadapannya.

2. TETAP TENANG
Dalam keadaan yang kritis, orang yang dapat menyelamatkan diri tidak dikuasai oleh rasa takut tapi mereka akan memanfaatkan rasa takut tersebut. Rasa takut yang mereka rasakan seringkali berubah menjadi rasa marah yang akan memotivasi mereka dan membuat mereka dapat berpikir dengan cerdik. Aron Ralston, seorang pemanjat gunung yang harus memotong tangannya untuk melepaskan diri dari batu besar yang telah menjepitnya di sebuah lembah celah di Utah, semula menjadi panik dan membantingkan tubuhnya ke batu yang telah menjepit tangannya. Tapi dia segera berhenti melakukan hal tersebut dan menarik nafas panjang untuk kemudian memperhatikan pilihan-pilihan yang dia miliki. Dia menghabiskan waktu hingga lima hari untuk dapat meyakinkan dirinya untuk menentukan apa yang harus dia lakukan untuk dapat menyelamatkan dirinya. Seseorang yang dapat menyelamatkan dirinya sangat mneyadari bahwa mereka harus tetap tenang. Mereka harus berusaha menghindar dari emosi ingin memberontak yang terlalu meluap-luap. Dan dengan menghadapi keadaan genting, mereka juga dapat mengatasi penderitaan yang mereka rasakan dengan baik. Dalam buku In Touching The Void, Joe Simpson mengungkapkan penderitaan yang dia hadapi di Peru. Dia menulis bahwa dia dapat “menyesuaikan diri dengan rasa sakit terus menerus yang dia rasakan” yang disebabkan oleh kakinya yang terluka dan patah yang menjadi penghalang baginya untuk dapat menuruni gunung tersebut. James Stockdale, seorang pilot tempur yang ditembak jatuh di Vietnam dan menghabiskan waktu delapan tahun di Hanoi Hilton, julukan bagi camp penjaranya, yakin bahwa “dengan membiasakan diri dengan rasa sakit” adalah alat yang paling penting bagi orang yang dapat menyelamatkan dirinya, “Anda harus mengalami rasa sakit. Tidak boleh ada kata tidak.”

3. BERPIKIR, MENGANALISA, MERENCANAKAN
Orang yang harus menyelamatkan diri dalam jangka panjang dengan cepat akan mengorganisir, menentukan rutinitas yang harus mereka lakukan dan menetapkan disiplin. Dalam kelompok orang-orang yang sedang menyelamatkan diri, akan muncul seorang pemimpin. Seorang yang menyelamatkan diri seorang diri seringkali mengisahkan bahwa mereka mendengar sebuah suara yang mengendalikan situasi mereka. Sementara fenomena mendengar suara dapat mengindikasikan turunnya kondisi mental di dalam kedaan tertentu, hal tersebut juga mudah dijelaskan dalam dua fungsi otak : emosi dan akal. Dalam kasus-kasus tertentu dengan bahaya yang sangat fatal, emosi seringkali mengambil alih. Tapi seorang yang dapat menyelamatkan diri mengesampingkan emosi dan membiarkan akal yang bekerja dan mereka membuat diri mereka menjadi dua pribadi yang berbeda dimana mereka akan melaksanakan ide yang menurut mereka masuk akal.
Steve Callahan, seorang pelaut dan pembuat kapal, sedang dalam pelayaran tunggal di samudera Atlantik di tahun 1982 saat kapalnya tiba-tiba mengalami masalah dan mulai tenggelam.




Terombang ambing selama 76 hari di atas sebuah sekoci seluas lima kaki, dia melakukan pelayaran penyelamatan dirinya dengan dipimpin oleh seorang “kapten” yang memberi perintah kepadanya dan menjaganya di saat dia sangat membutuhkan air minum. Bahkan saat dia ingin memberontak. “Kapten”nya dengan rutin melatih “kru” tersebut. Sehingga dalam kendali yang sangat ketat ini dia mampu menyingkirkan pikiran bahwa situasinya tidak mempunyai harapan. Dia harus terombang-ambing sejauh 1800 mil di dataran Karibia dan mengambil langkah-langkah pertama yang harus dilakukan dengan pikiran yang jernih dalam mencapai penyelamatan dirinya, juga menganalisa situasinya dan memformulasikan perencanaan yang akan dia jalani.

4. MENGAMBIL TINDAKAN
Orang yang menyelamatkan diri mau mengambil resiko untuk menyelamatkan diri mereka dan orang lainnya. Namun mereka pun berani dan menyadari apa yang akan mereka lakukan. Callahan tidak mengerti mengapa kapalnya yang kecil tiba-tiba dipenuhi dengan air, mungkin terbentur oleh ikan paus. Tapi saat kapal tersebut mulai tenggelam dia tidak hanya diam memandang kapalnya dengan rasa tidak percaya. Dengan mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan diri, dia masuk ke dalam kabin yang gelap dan telah dipenuhi air untuk dapat mengambil barang-barangnya yang berharga. Dia muncul kembali dengan membawa “tas alat-alat darurat” berisi survival gear dan sleeping bag nya yang basah, dimana jika tanpa alat-alat tersebut dia tidak dapat menyelamatkan dirinya.
Lauren Elder, adalah satu-satunya orang yang selamat dari kecelakaan pesawat di dataran tinggi Sierra, California. Terdampar di puncak dengan ketinggian 12.000 kaki, dengan satu lengan yang patah, dia dapat melihat lembah Saint Joaquin di bawahnya, tapi dia terpisah oleh alam liar yang luas dan tebing es yang menyeramkan.
Dengan hanya mengenakan rok panjang, sebuah kemeja, dan sepatu boot dengan hak setinggi dua inci, dia merangkak “dengan kedua tangan dan kakinya” seperti yang dia katakan kemudian, ”menjaga keseimbangan di antara lempengan es, meninju dengan tangan dan kakinya.” Dia harus memanjat tebing selama 36 jam, suatu hal yang tampak mustahil baginya. Namun Elder hanya memikirkan batu yang didepannya selangkah demi selangkah. Orang yang dapat menyelamatkan dirinya dapat memecahkan apa yang mereka lakukan setahap demi setahap sesuai dengan apa yang dapat mereka lakukan.
Merekapun terobsesi untuk dapat melakukannya dengan baik (Elder selalu menguji terlebih dahulu setiap pijakan yang akan dia lewati sebelum dia melangkah maju dan sering mengambil waktu untuk beristirahat. Orang yang dapat menyelamatkan diri berusaha hanya membuat sedikit kekeliruan. Mereka hanya melakukan apa yang sesuai dengan kekuatan mereka dalam waktu tertentu dari jam ke jam dari waktu ke waktu.

5. RAYAKAN KEBERHASILAN ANDA
Orang yang dapat menyelamatkan diri akan mendapatkan sukacita yang luar biasa dengan pencapaian yang mereka raih, sekecil apapun itu. Hal tersebut dapat menghindarkan mereka dari rasa putus asa yang mematikan dan menjaga mereka untuk terus termotivasi. Sukacita juga melepaskan diri mereka dari stuasi yang mengancam yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Elder berkata bahwa saat telah berhasil menuruni lereng es pertama, dia memandang ke atas lereng tersebut dan hampir tidak percaya atas apa yang telah dia lakukan, dia berkata pada dirinya sendiri, ”Lihat apa yang telah kamu lakukan.” Saya berseru keras hingga terdengar hingga ke lereng di bawah saya. Bahkan dengan lengannya yang patah, Elder merasakan rasa senang yang luar biasa menjadi teman setianya dalam perjalanannya untuk menyelamatkan dirinya. Hitunglah apa yang kamu miliki, kamu masih tetap hidup.









6. JADILAH ORANG YANG MENYELAMATKAN BUKAN MENJADI KORBAN
Orang yang menyelamatkan diri selalu melakukan hal yang sama bagi orang lain, bahkan jika orang tersebut berada ratusan mil jauhnya. Saat penulis Antone de Saint Exupery terdampar di gurun Libya setelah pesawat ekspedisinya mengalami kerusakan mesin, dia memikirkan apa yang akan terjadi dengan istrinya jika dia menyerah dan tidak kembali. Yossi Ghinsberg seorang pendaki gunung kebangsaan Israel, tersesat di hutan Bolivia lebih dari dua minggu setelah terpisah dengan teman-temannya. Dia berhalusinasi bahwa dia ditemani seorang wanita cantik yang selalu menemaninya setiap malam dalam perjalanannya. Apapun yang dia lakukan, dia lakukan bagi wanita tersebut.


7. MENIKMATI PERJALANAN UNTUK MENYELAMATKAN DIRI
Nampaknya hal ini bertolak belakang dengan keadaan yang ada, namun dalam situasi yang paling sulitpun, orang yang dapat menyelamatkan dirinya menemukan sesuatu yang dapat dinikmati, sesuatu yang dapat dia lakukan. Penyelamatan diri dapat berarti penantian yang membosankan menjadi sesuatu yang menyenangkan. Elder tertawa terbahak-bahak saat dia menyadari betapa dia takut bahwa seseorang akan melihat ke dalam roknya saat dia memanjat tebing. Bahkan saat kapal Callahan tenggelam, dia hanya berhenti tertawa saat dia harus menyelipkan pisau di mulutnya saat harus menaiki rakit seperti seorang bajak laut. Uji coba yang dilakukan dengan bermain dalam kedaan yang genting juga akan menghasilkan penemuan dan penemuan akan menghasilkan teknik atau strategi yang baru yang akan menyelamatkan anda. Saat melewati tebing yang hampir vertikal di Peru, Joe simpson menciptakan irama saat dia mengayunkan kapaknya, menjatuhkan tangannya yang lain ke atas permukaan es dan lalu melakukan lompatan yang mengerikan dengan kakinya yang masih sehat. “Saya dengan cermat terus mengulang pola irama tersebut,” tulisnya, “Saya mulai merasa terlepas dari keadaan di sekeliling saya.”
Menyanyi, membayangkan permainan, mengingat puisi, menghitung dan mencoba menemukan solusi matematika yang sulit, akan membuang rasa jenuh karena menunggu dan akan membuat situasi jadi lebih menyenangkan, bahkan saat ada rasa takut yang mengancamnya. Di dalam penjaranya, James Stockdale menulis, ”Orang yang melewati tragedi seperti ini dengan banyak puisi yang dapat diingat adalah orang yang mempunyai karunia.”
Orang yang dapat menyelamatkan diri mengatur masa kritis yang dia alami hampir seperti seorang olahragawan dengan olahraga yang dia tekuni. Mereka terikat pada jimat-jimat. Mereka menemukan hal yang hanya dirasakan oleh seorang yang ahli, “zona” dimana emosi dan akal saling seimbang untuk menghasilkan satu tindakan yang dapat berubah-rubah.

8. MELIHAT KEINDAHAN
Orang yang menyelamatkan diri terpesona dengan keajaiban dunia mereka, khususnya saat menghadapi bahaya kematian. Ungkapan kekaguman akan keindahan, perasaan terpesona, membuka kesadaran akan keadaan di sekitar mereka (saat anda terpesona oleh sesuatu yang indah, pupil mata anda akan membesar). Debbie Kiley dan empat orang lainnya terombang ambing di lautan Atlantik, setelah kapal mereka tenggelam dalam badai pada tahun 1982. Mereka tidak mempunyai persediaan makanan, tidak mempunyai air minum dan dapat saja mati. Dua orang diantara mereka meminum air laut dan mulai menjadi gila. Ketika salah seorang dari mereka melompat dari papan ke laut, segera dia dimakan oleh ikan hiu di bawah papan mereka. Kiley merasa jika dia memandang terus ke laut, maka diapun dapat menjadi gila, maka dia berkata pada dirinya sendiri, “Lihat ke langit, disana tampak sangat indah.”
Saat pesawat Saint Exupery terjatuh di gurun, dia menyadari bahwa dia dalam bahaya, namun dia berkata dalam hati : ”Disini kita berada, akan mati, namun kematian tidak dapat dibandingkan dengan kenikmatan yang saya rasakan. Sukacita yang saya dapat dari setengah buah jeruk yang saya genggam adalah sukacita yang terbesar yang pernah saya rasakan.”





9. MENYERAHKAN DIRI
Ya, anda pasti akan mati. Dalam kenyataanya, anda akan mati, semua orang akan mati walaupun mungkin tidak harus hari ini. Di hari ketiga saat dia terjepit di dalam jurang, Ralston telah kehabisan makanan dan air minum dan dia tahu bahwa dia akan mati jika dia tidak dapat melepaskan dirinya. Namun hal tersebut membawanya menjadi tenang bukan menjadi merasa menderita. “Saya menerima kematian dengan rasa damai,” katanya. Dalam berbagai cara, fase perjalanan penyelamatan bersama berhubungan dengan tahap-tahap kematian dijelaskan dalam buku yang terkenal On Death and Dying (Dalam Menghadapi Kematian) ditulis oleh Elizabeth Kublerloss adalah penyangkalan, kemarahan, penawaran, depresi, dan penerimaan. Hanya dengan menerima kematian, banyak orang yang menyelamatkan diri mengatakan bahwa mereka mampu untuk berjuang dan bertahan hidup. Salah seorang psikolog dalam hal penyelamatan diri menyebutkan “Menyerahkan tanpa menyerah. Penyelamatan diri dilakukan oleh orang yang menyerahkan diri.”

10. YAKIN BAHWA ANDA AKAN BERHASIL
Dalam perjalanan tahap selanjutnya, orang yang menyelamatkan diri mendapat semangat dari keyakinan bahwa dia akan selamat. “Selama dua hari berakhir pada saat saya terjepit di jurang,” kenang Aron Ralston, “Saya merasa sebuah energi yang sangat meningkat memasuki diri saya walaupun waktu itu saya telah kehabisan makanan dan minuman.” Segera setelah itu, dia menemukan kekuatan untuk memotong tangannya yang telah mati. Elder juga menemukan kekuatan ketika waktu terus berjalan : ”Saat itu seolah-olah saya telah mendapatkan energi yang tidak ada batasnya.”

11. LAKUKAN APAPUN YANG PERLU DILAKUKAN
Elder memanjat dan menuruni tebing es dan batu karang tanpa alat-alat dan pengalaman. Simpson menyeret kakinya yang patah sejauh bermil-mil untuk kembali ke posnya. Ralston memotong tangannya sendiri untuk membebaskan dirinya. Orang yang menyelamatkan diri memiliki apa yang disebut para psikolog sebagai pengetahuan-meta: Mereka mengetahui kemampuan mereka, dan tidak merendahkan atau melebih-lebihkannya. Mereka yakin bahwa segala seuatu adalah mungkin dan karena itu mereka harus bertindak.
Mereka seringkali mengucapkan sebuah mantera untuk menolong mereka, saat Yossie Ghinsberg hilang di hutan Bolivia, ia menuliskan,”Ketika saya putus asa, saya membisikkan mantera di telinga saya ”Lelaki sedang beraksi, lelaki sedang beraksi, “ saya tidak tahu darimana saya mendapatkan kata-kata tersebut…saya ulangi terus kata-kata tersebut : ‘Seorang lelaki yang beraksi dapat melakukan apapun yang harus dia lakukan dengan tidak takut dan khawatir.’”

12. TIDAK PERNAH MENYERAH
Saat kantung oksigen Apollo 13 meledak dalam perjalanannya ke bulan pada tahun 1970, tampaknya kru yang ada dalam pesawat itu berada di ambang kematian. Komandan James Lovell memutuskan untuk terus menyampaikan semua data ke pusat kendali bahkan jika pesawat tersebut terbakar dalam perjalanan pulang. Callahan, Elder, Ghinsberg, Kiley, Ralston, Saint Exupery, Simpson, Stockdale –semuanya sama-sama menentukan dan mengetahui kebenaran akhir ini – jika kamu tetap hidup, masih ada yang dapat kamu lakukan. Orang yang menyelamatkan diri tidak mudah dilemahkan oleh kemunduran. Saat mereka merasa bimbang, mereka akan mendorong diri mereka untuk melakukan sebuah proses dari awal kembali. Mereka menjaga diri mereka untuk tetap bersemangat dengan mengembangkan sebuah alternatif yang diciptakan dari daya ingatan yang kaya, dimana mereka dapat menyelamatkan diri. Mereka melihat kesempatan dalam kesengsaraan. Dalam keadaan yang buruk, orang yang dapat menyelamatkan diri dapat belajar dan menyukai uji coba yang mereka alami. Elder mengatakan, ”Saya tidak akan menjual perjalanan yang saya alami dengan apapun. Bahkan kadang-kadang saya merindukannya. Saya merindukan kejelasan dalam mengetahui dengan tepat apa yang harus saya lakukan selanjutnya.”






Mereka yang dapat menyelamatkan diri dari bahaya dunia ini, baik itu dalam permainan, bisnis ataupun perang, melalui penyakit atau tragedi akan melakukannya melalui suatu perubahan. Tetapi hal tersebut tidak muncul begitu saja saat dibutuhkan. Hal tersebut muncul dari pengalaman seumur hidup, sikap dan tindakan yang kita lakukan yang membentuk kepribadian seseorang, pusat dimana kekuatan yang dibutuhkan bersumber. Pengalaman penyelamatan diri adalah anugerah yang tidak dapat dibandingkan, dan akan menunjukkan siapa sebenarnya anda.


MUSCLE TRAINING / PELATIHAN OTOT

Di dunia panjat tebing, sering terjadi berbagai kecelakaan yang umumnya menyerang otot tendons dan ligaments, penyembuhannyan dapat melalui berbagai cara, diantaranya menggunakan sugar methods, seperti prolotherapy dan mesotherapy. Berikut ini kami kutip tulisan Matt Samet dari majalah Rock & Ice, yang membahas tentang prolotherapy dan mesotheraphy.
Apakah prolotheraphy dan mesotheraphy merupakan penyembuhan alternatif ajaib untuk otot tendon yang sobek? Ketika saya memikirkan tentang jarum hypodermic, yang terpikir oleh saya adalah trains potting, yaitu proses pencarian pembuluh arteri ketika hendak menyuntikkan narkoba, kegiatan yang dilakukan oleh para hooligan pecandu saat sedang ketagihan. Ironisnya, kedua metode jarum terbaru tadi (setidaknya di Amerika Serikat), prolotherapy dan mesotherapy bisa jadi merupakan beberapa penyembuhan terbaik untuk luka-luka tendons dan ligaments.
Menurut Dr. Harry Adelson, ahli penyembuhan tanpa obat di Salt Lake City dan dokter resmi untuk the Professional Climbers Association (PAC), asosiasi para pemanjat profesional, sebagian besar cedera yang diderita oleh para pemanjat melibatkan antara lain peregangan atau sobek sebagian ligament dan tendon. Prolotheraphy, suntikan air gula langsung ke dalam daerah luka, dan mesotherapy, pengobatan dengan cara memasukan jarum kecil ke dalam lapisan tengah kulit pada daerah luka, dapat menawarkan terapi alternatif yang sangat membantu untuk pemanjat yang cedera.
Para pemanjat sering datang pada Adelson, karena Adelson adalah seorang pemanjat yang telah berkiprah selama 12 tahun, dan sering menangani cedera jari, sakit otot sikut, bahu yang terkilir, luka lutut dan masalah lain yang diakibatkan oleh latihan berlebihan. Untuk mengerti cedera-cedera seperti ini, dan bagaimana teknik-teknik tadi dapat membantu mengatasinya, kita harus mengerti dulu perbedaan antara tendons dan ligaments : tendons adalah urat yang mengikat otot ke tulang, sedangkan ligaments adalah jaringan ikatan penguat yang mengikat tulang ke tulang. Cedera terjadi ketika otot atau tendon terlalu tegang atau sobek. Sebagian besar cedera yang berhubungan dengan kegiatan panjat tebing adalah kombinasi dari jenis-jenis cedera tadi.
Adelson menjelaskan bahwa ligaments itu dinamis, tetapi apabila terlalu tegang, maka ikatannya bisa menjadi kendor. Dengan kendornya ligaments, seperti yang terjadi pada cedera pergelangan kaki atau cedera otot jari, maka persendian yang menghubungkannya menjadi tidak stabil dan lemah, sehingga otot-otot di sekitarnya menjadi kejang terus-menerus. Tendon yang rusak akibat cedera akut atau radang kronis (biasanya terjadi pada para pemanjat, seperti cedera jari, lutut atau bahu) dapat mengalami kemerosotan sel dan pengiriman sinyal rasa sakit terus menerus ke otak. Terapi yang dilakukan biasanya terapi tradisional yang familiar bagi kita semua, termasuk dikompres dengan es, istirahat, obat-obatan penghilang rasa sakit, dan pada kasus ekstrim, suntikan cortisone. Menurut Adelson, prolotherapy dan mesotherapy dapat menawarkan terapi yang lebih lama. Walaupun relatif aman dan murah, kedua terapi ini tidak dapat menggantikan rehabilitasi (dan juga istirahat) yang seharusnya.







PROLOTHERAPY
Prolotherapy, berasal dari bahasa Yunani “prolo” (bertambah dalam jumlah), mengandung suntikan langsung pada sebuah ligament yang cedera atau permukaan sendi yang sakit dengan larutan dextrose (carian manis dalam tanaman) atau air gula. Biasanya sering digunakan untuk mengobati cedera kronis (cedera yang lamanya sekitar tiga sampai enam bulan). Lokasi iritasi dan peradangan yang dipicu oleh pengobatan stimulasi peredaran darah dan pasokan bahan gizi pada area cedera, menyebabkan jaringan memperbaiki diri sendiri. Larutan biasanya terdiri dari 12,5 % air gula, walaupun Adelson juga memasukan procain, obat bius lokal, untuk mematahkan sinyal rasa sakit dalam tubuh dan membuat nyaman, juga ada minyak murni cold-liver; glucosamine sulfat untuk kesehatan sendi dan vitamin B sebagai gizi.
Katie Bishop, 23 tahun, seorang pemanjat sport dan boulderer dari Salt Lake City, menerima suntikan prolotherapy dari Adelson untuk otot jari manisnya yang bermasalah. “Dalam beberapa hari rasa sakitnya hilang dan saya dapat memanjat 100%,” kata Bishop. Lima bulan setelah pengobatannya, jari-jarinya terasa sangat baik dan dia tidak perlu lagi memplesternya.
Timy Fairfield, pemanjat aktif dari Albuquerque, New Mexico, menyebut pengalaman prolotherapy-nya sebagai : sebuah suntikan ke jari tengah untuk memperbaiki katrol, radang tendon yang diakibatkan oleh beban tarikan, sangat efektif. “Setelah beberapa hari mengalami peradangan singkat,” kata Fairfield, 34 tahun, “Jari saya sembuh lebih cepat dari seharusnya apabila tanpa terapi, dan saya dapat pulih lebih cepat.“ Satu-satunya kemunduran yang dia rasakan adalah berkurangnya jarak pergerakkan sementara dan sensasi rasa gugup akibat jarum prolotherapy pada persendiannya.
Brandi Proffitt, 29 tahun, seorang pemanjat professional, juga dari Albuquerque, menerima prolotherapy dari Dr. Adelson setelah dia mengalami cedera ikatan urat lutut pada kedua lututnya dalam dua kompetisi. “Dalam beberapa hari pengobatan, saya dapat menerima latihan rehabilitasi khusus yang menyakitkan,” katanya. Setelah mengikuti program rehabilitasinya, dia melihat perkembangan yang sangat signifikan pada kedua lututnya. Padahal sebelumnya Proffitt telah mencoba akunpuktur, terapi fisik dan teknologi getaran tinggi (ultrasound) untuk jari, siku dan bahu, tetapi menurutnya rehabilitasi prolotherapy-nya lebih efektif.
Prolotherapy mirip dengan pembedahan dalam hal kompleksitas dan kehalusannya, komplikasi seperti infeksi atau pneumothorax (gagal paru-paru) dapat terjadi akibat prosedur yang tidak hati-hati. Selain resiko tadi, Dr. Adelson berkata bahwa secara keseluruhan dia puas dengan rasio untung dan rugi prolotherapy, dia menyebutnya “obat anti penuaan untuk ligament dan tendon.” Beberapa kali pengobatan prolotherapy mungkin diperlukan, tergantung dari ukuran dan parahnya cedera, dimulai secara berkala dari cedera jari ringan, sampai tiga atau empat jari yang keseleo kronis, hingga cedera punggung ke bawah.

Jika prolotherapy memang sangat efektif seperti disebutkan di atas, kenapa tidak banyak dokter yang mempromosikannya? Dr. Tito Liotta, seorang ahli orthopedic di Glenwood Springs, Colorado, mengatakan bahwa dia belum melihat bukti kalau prolotherapy dapat berhasil terus. “Saya sudah melihat infeksi dari prolotherapy; dan itu sakit sekali. Dalam hal mengobati luka tendon sobek sesungguhnya, menurut saya kebaikannya masih fifty-fifty,” katanya. Liotta menambahkan bahwa sulit untuk menentukan apa yang memicu penyembuhan tersebut, apakah karena trauma jarum itu sendiri, ataukah karena reaksi larutan yang disuntikkan.
Tetapi salah satu pasien lama Liotta, menggunakan prolotherapy untuk sakit bahu kronisnya dengan hasil yang positif. Pada tahun 1990, Pete Dorsa, seorang pemanjat yang telah 25 tahun memanjat yang juga seorang ahli terapi fisik dari Glenwood Springs, mengalami cedera bahu kiri pada saat melakukan pemanjatan tebing, otot tendon pada bahu yang menghubungkan lengan dengan bahunya sobek.






Dia melakukan pengobatan tradisional, dan kembali memanjat, tetapi pada tahun 2001 sakit bahu kronis mengganggunya lagi. Dorsa kemudian beralih ke prolotherapy. Sejak Januari 2002, dia menerima empat suntikan terpisah selama enam minggu, meningkatkan prosesnya dengan terapi fisik. “Banyak hal terasa lebih baik sesudah tiap suntikan dilakukan,” katanya. “Saya mendapat suntikan keempat pada awal bulan Mei, dan bulan Juli saya sudah memanjat lagi,” Pada musim panas itu, Dorsa berhasil on sigh pada dua jalur diantara jalur-jalur terberatnya.
Walaupun Dorsa merekomendasikan prolotherapy kepada beberapa dari pasiennya, tetapi dia juga memberikan dua peringatan utama, yang pertama : suntikannya sakit. “Beberapa website mengatakan bahwa suntikkannya tidak teralu sakit,” katanya. “Itu bohong. Karena tiga jam setelah disuntik, saya merasa seperti seseorang sudah merobek tangan saya sampai lepas.” Yang kedua : rehabilitasi yang agresif adalah kuncinya. ”Prolotherapy pada dasarnya bukanlah penyembuh segala sesuatu,” katanya. “Anda harus sungguh-sungguh dalam melakukan rehabilitasi jika menginginkan hasil yang baik. Prolotherapy bukan seperti anda disuntik lalu langsung sembuh.”

 Selama ini tidak ada sertifikat resmi untuk prolotherapy. Pastikan dokter yang Anda temui memiliki pengalaman langsung (dengan mayat misalnya) dalam menggunakan teknik prolotherapy. Kunjungi www.pcatour.com/injury/ls.php atau www.getprolo.com untuk menemukan prolotherapist terdekat yang memenuhi syarat.
 Biaya prolotherapy antara US $100 hingga US $1.500 per session, biasanya belum termasuk asuransi. Anda dapat mengalami rasa sakit selama dua sampai sepuluh hari setelah pengobatan pertama, selama itu Anda sebaiknya tidak menggunakan obat NSAIDs anti peradangan apapun, karena obat-obatan tersebut akan menangkal manfaat dari pengobatan prolotherapy. Kesembuhan seluruhnya tidak akan terasa hingga tiga sampai enam minggu.
 Gerakkan daerah cedera dalam gerakan maksimal selama dua sampai sepuluh hari dalam masa penyembuhan, idealnya dilakukan dengan bantuan ahli terapi fisik sebagai bagian dari program rehabilitasi agresif. Hal ini memberitahu tubuh Anda bagaimana caranya untuk menempatkan serat kolagen baru yang dihasilkan olehnya.

MESOTHERAPY
Mesotherapy lebih banyak digunakan di Amerika Serikat sebagai pengobatan kosmetik untuk cellulite, memasukkan berbagai obat ke dalam kulit dengan menggunakan jarum sepanjang 4 mm. Beraksi sebagai sistem lepas waktu, hampir seperti tambalan nikotin, mesoderm-nya, atau lapisan tengah kulit, mendistribusikan obat yang sudah disuntikkan menjadi suntikan yang lebih dalam ke dalam otot. Mesotherapy lebih sering ditujukan untuk cedera yang akut dan baru, terutama pada tendon, tetapi bisa digunakan secara bersamaan dengan prolotherapy untuk mengobati cedera kronis.
“Mesotherapy sangat sempurna untuk orang-orang yang saya percaya sulit untuk mengambil waktu senggang, yang sulit untuk mengalah, dan mereka adalah para pemanjat,” kata Adelson. Tidak seperti prolotherapy, mesotherapy tergantung dari larutan yang digunakan, lebih bersifat meredakan daripada menyembuhkan, seperti pada pemanjat-pemanjat yang berlaga di PCA, American Bouldering Series atau World Cup, mereka merasa tidak mampu untuk istirahat. “Setelah pengobatan, akan terasa sedikit rasa sakit atau mual, tapi anda dapat terus maju dan berlatih hampir 100%,” kata Adelson.
Fairfield juga telah mencoba mesotherapy, yang diperkenalkan tahun 1996 di Perancis oleh rekan latihannya Jibe Tribout dan Yuji Hirayama (Adelson juga mempelajari teknik tersebut). Di bawah arahan Dr. Alexandre Desandre, dokter tim pemanjat nasional Perancis, Fairfield melalui beberapa pengobatan untuk keseleo jari manis dan cedera siku, dan pada tahun itu dia meraih juara pertama di Top Rock International Bouldering Open di Clamecy, Perancis. Fairfield menjadi orang Amerika kedua yang memenangkan kompetisi panjat tebing internasional.




Selain cerita keajaiban sukses Fairfield, untuk menutupi rasa sakit mesotherapy kadang bisa menempatkan Anda dalam resiko yang lebih besar dalam penggunaan obat illegal. Gaya terapi “perbaikan cepat” mesotherapy sering melibatkan obat non steroid anti peradangan (Non Steroidal Anti Inflammatory / NSAIDs), kelas obat ibuprofen berasal. “Saya biasanya mengatakan kepada para pesaing bahwa pengobatan menggunakan NSAIDs tidak ideal dan dapat menjebak Anda kepada cedera kronis,” kata Adelson. “Saya akan mencoba meyakinkan mereka untuk memperoleh prolotherapy atau mesotherapy dalam jangka waktu yang lebih lama dengan menggunakan agen lain selain NSAIDs setelah perjanjian berikutnya.” Meskipun begitu, pengobatan mesotherapy dengan NSAIDs biasanya melibatkan 1,7 % dari dosis minum biasanya, keuntungan yang jelas untuk obat-obatan yang jika digunakan terlalu sering, dapat menyebabkan jaringan berlubang, bahkan kematian. So, apalah arti sebuah jarum kecil bila dibandingkan dengan itu?

 Dr. Michael Pistor dari Perancis mengembangkan mesotherapy pada tahun 1958, sejak itu pemikiran mesotherapy telah diterima pada sport medicine Eropa, dan diajarkan di berbagai universitas sport medicine di sana.
 Mesotherapy dapat menjadi alternatif yang baik untuk prolotherapy apabila Anda takut pada jarum-jarum besar atau tidak mau mengambil waktu luang pemanjatan Anda untuk melakukan prolotherapy.
 Biaya mesotherapy sekitar US $100 per session, biasanya dilakukan seminggu sekali selama tiga minggu, dan kemudian setiap minggu dalam dua bulan berikutnya.
 Cairan infus (yang dimasukkan ke dalam tubuh) termasuk obat bius lokal, NSAIDs (piroxicam, tenoxicam), multi vitamin, dan cacitonin (hormone yang ditemukan di dalam tubuh manusia juga diambil dari ikan salmon), dapat menangkal rasa sakit.


LEBIH JAUH TENTANG WATERPROOF

Kata waterproof selalu dihubungkan dengan bagian luar atau kulit luar, bisa berupa pembungkus pakaian dan banyak lagi. Secara fungsional, waterproof harus menjadi pelindung atau penahan air agar benda yang dilindunginya tidak basah.
Bagi para pegiat di alam terbuka, pemakaian bahan-bahan yang waterproof merupakan kebutuhan pokok, mulai dari ransel, tenda, sampai jas hujan dan sepatu. Bisa dibayangkan apabila barang-barang tadi tidak memakai bahan-bahan yang waterproof, mungkin kita hanya mampu berjalan satu atau dua hari saja.
Dalam tulisan ini akan dibahas tentang ragam pelapis (coating) yang mampu membuat kain bisa jadi waterproof dan lebih khusus lagi pembahasan mengenai jaket yang waterproof.
Pemakain jaket selain membuat tubuh jadi hangat, juga bisa menahan air (waterproof) pada saat hujan dan mampu melindungi tubuh dari terpaan angin (windproof), sehingga kita mampu melakukan kegiatan lebih lama lagi. Jaket yang waterproof pasti windproof, tapi yang windproof belum tentu waterproof. Sayangnya, jaket yang windproof atau waterproof saja belumlah cukup, karena panas tubuh yang dikeluarkan oleh pemakai akan menjalar ke seluruh permukaan tubuh yang tertutup jaket, dampaknya terjadilah penguapan (condensation). Jika penguapan ini berlangsung lama, maka pakaian kita akan basah dan tidak nyaman.
Untuk menanggulangi terjadinya penguapan, para produsen mulai memikirkan cara lain, yaitu dilapisi oleh cairan yang bisa membuat pori-pori pada saat terjadi penguapan, atau istilahnya kain itu bisa bernafas (breathable). Pori-pori tersebut akan membuka pada saat pemakai jaket sudah merasa ada peningkatan suhu jika dibandingkan pada saat diam. Jadi uap panas tadi akan keluar melalui pori-pori tersebut, sehingga proses penguapan tidak sempat terjadi. Keistimewaan cairan yang akan mengeringkan dan menyerupai membran ini adalah butiran air atau terpaan angin tidak bisa masuk. Jadi, itulah jaket yang baik bagi pegiat di alam terbuka dan bisa juga dipakai oleh pengendara sepeda atau motor, yaitu jaket yang waterproof-windproof-breathable. Berikut akan dijelaskan beberapa jenis pelapis (coating) yang mampu berfungsi sebagai waterproof, windproof dan breathable.


NEOPRENE COATED
Cairan karet yang akan melapisi bagian dalam kain ini mempunyai daya kedap air yang sangat tinggi dan kuat. Pelapis ini lebih dikenal dengan nama “Rubber Coating”, sifatnya sangat waterproof dan bahan karet ini menjadikan kain bertambah berat serta mempercepat terjadinya kondensasi, sehingga tidak cocok untuk jaket, baik untuk dijadikan ponco atau tarp / ply sheet.

POLYURETHANE COATED
Biasa dikenal dengan P.U Coating. Jika salah satu permukaan kain dilapisi cairan kimia polyurethane, maka akan menjadikan kain ini waterproof dan windproof, tapi tidak breathable. Dengan demikian kondensasi masih tetap akan terjadi. Berbeda dengan Rubber Coating, kain yang diberi P.U Coating lebih ringan. Jika dijadikan rain coat, hanya cocok untuk menghadapi cuaca hujan rintik-rintik di musim panas (summer showers).

E.X.E.A.T
Coating ini terbuat dari bahan cairan kimia Hydrophilic. Pelaburan yang berulang-ulang dengan cairan ini akan menghasilkan kain yang waterproof dan breathable.

HYDRO-DRY
Coating yang menggunakan cairan kimia ini hampir sama dengan EXEAT, yaitu menjadikan kain waterproof-breathable. Tetapi berdasarkan berat kainnya, HYDRO-DRY membaginya dalam 3 kategori pemakain, yaitu :

Terrain, biasa digunakan pada bahan Nylon Polyamide, baik yang Ripstop maupun anyaman biasa. Endura, coating ini biasa dipakai pada bahan yang mengandung 100% Tactel Microfibre yang sangat kuat dan tahan sobek, tanpa batas tertentu.

Momentum, biasa digunakan pada bahan Polyester. Coating ini menawarkan keunggulan manfaat yang luar biasa, seperti praktis dalam pengepakan, tidak berisik dan mempunyai kekuatan yang sangat baik.

LOWE ALPINE TRIPLE POINT CERAMIC
Suatu pengembangan yang luar biasa, Polyurethane Coating dicampur dengan jutaan partikel keramik, sehingga dapat menjadi benteng penghalang bagi pori-pori kain. Komposisi ini mampu menghasilkan kain yang bisa mengeluarkan uap panas dari tubuh si pemakai, tapi air dari luar tidak bisa masuk, terlebih bagian luarnya dilabur lagi dengan Durable Water Repellency (DWR). Berbeda dengan membran lainnya yang hanya dilabur pada permukaan kainnya saja, Triple Point Ceramic sifatnya mengikat pada setiap anyaman benang secara langsung, sehingga lapisan tersebut tidak cepat rusak atau luntur, baik pada bagian siku atau bahu.

GORE-TEX
Setelah berpengalaman selama 30 tahun lebih dalam menangani masalah kain waterproof dan breathable, Gore-tex tetap menjadi nomor satu di dunia. Lapisan film yang ditebar pada salah satu permukaan kain ini terbuat dari bahan Poly Tetra Fluro Ethylene (PTFE). Kombinasi kimia yang rumit ini akan mengembang setelah terkena udara, sehingga akan menghasilkan Microporous Membrane dengan sembilan juta pori-pori pada setiap inci perseginya. Setiap pori-pori bersifat 700 kali lebih besar dari molekul uap air, tetapi 20.000 kali lebih kecil dari butiran tetesan air (hujan, dsb).
Bagian kedua dari Gore-tex ini adalah polyakylene oxide, sebuah bahan yang bersifat oleophobic (oil hating) dan tahan terhadap pengaruh kontaminasi. Bahan ini bisa menjadikan kain yang Hydrophilic / Hydrophobic bisa menahan dan melepas air, contohnya : lapisan Hydrophilic pada bagian dalam mengeluarkan air ke bagian luar bahan, kemudian menangkisnya melalui lapisan Hydrophobic.





Sedangkan lapisan Hydrophobic ini membantu proses anti air (waterproof), yang akan menjadikan air bergumpal seperti manik-manik yang menebar pada permukaan kain, sehingga mudah mengalir tanpa merembes ke kain utama. Sistem ini yang ikut membantu terjadinya proses pernafasan (Breathability). Ada kelemahan dari bahan Gore-tex ini, yaitu umurnya pendek, sehingga perlu dilapisi berulang-ulang, kalau tidak, sudah pasti akan akan mengurangi tingkat breathability-nya.
Lapisan PTEF pada Gore-tex sangat tipis dan lembut, sehingga dibutuhkan lapisan pelindung (layer) supaya tidak mudah rusak dan menambah kuat terhadap friksi / gesekan dari kulit yang ditimbulkan oleh si pemakai. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam pemakaiannya Gore-tex membaginya dalam kategori :

3-Ply Garment
Komposisi ini menghasilkan kain menjadi tiga lapis, yaitu kain dasar dilapis dengan PTFE, kemudian dilapis lagi dengan Nylon yang lembut.

2-Ply Garment
Proses pembuatan lapisan pertama dan kedua (kain dasar + PTFE), sama seperti 3-ply garment, tapi pada kain jenis ini tidak diberi lagi Nylon yang lembut sebagai pelindung yang melekat pada membran PTFE, melainkan terpisah, bisa memakai Nylon Mesh atau bahan tipis (puring). 2-ply garment biasanya dipakai pada jaket-jaket untuk kegiatan yang bersifat bergerak cepat, seperti ski es atau lari lintas bukit, karena uap panas yang dikeluarkan oleh tubuh akan cepat keluar melalui pori-pori membran dari kain dasar. Sedangkan 3-ply garment lebih cocok untuk kegiatan pendakian gunung di atas 8.000 meter atau untuk penjelajahan di padang es Antartika.

Setelah kita mendapatkan kain yang waterproof, windproof dan breathable, ternyata kita belum aman dari rembesan air hujan. Setiap tindik jahitan akan mengakibatkan kebocoran (konalisasi), cara penanggulangannya yaitu dengan ditutup pelapis dari bahan plastik (seam sealing), sehingga air apapun tidak akan merembes lagi melalui jahitan tersebut.

Technical Rainsuit
EIGER menawarkan Technical Rainsuit yang laik digunakan untuk daerah tropis. Dengan menggunakan bahan Nylon Ripstop yang bagian dalamnya dilabur dengan Microporous Membrane, menjadikan bahan ini breathable. Sedangkan bagian luarnya diberi Coating Water Repellence, menjadikan kainnya kedap air / waterproof. Untuk setiap jahitannya selalu ditutup dengan teknologi seam sealing, guna mengantisipasi kebocoran dari setiap jahitannya.
Anda bisa memilih berbagai model dari beberapa artikel yang tersedia, seperti J120, J119, J105, J121 dan J122.



















TEKNIK MENDAYUNG

Teknik mendayung pada umumnya dilakukan sama untuk setiap perahu. Mendayung dilakukan dengan tujuan menggerakan perahu untuk berpindah dari satu posisi ke posisi lain. Tetapi pada kenyataanya, mendayung adalah menggerakan sekelompok air dan memindahkannya dari satu posisi ke posisi lainnya. Dengan posisi rafter di atas perahu dan perahu berada di atas air, maka mendayung seolah-olah menggerakkan perahu.
Beberapa teknik mendayung yang harus dikuasai oleh rafter pemula, diantaranya adalah :

1. Dayung maju (forward paddle / forward stroke) adalah gerakan mengayuhkan dayung dari depan ditarik hingga ke belakang, dengan alur dayungan lurus di pinggir lambung perahu. Gerakan ini berdasarkan komando, dengan tujuan supaya perahu melaju ke arah depan.

2. Dayung mundur (back paddle / back stroke) adalah gerakan mengayuhkan dayung dari belakang di tarik hingga ke depan, dengan alur dayungan lurus di pinggir lambung perahu. Gerakan ini berdasarkan komando, dengan tujuan supaya perahu melaju ke arah belakang.

3. Dayung kiri mundur (left back paddle / left back stroke) adalah gerakan mengayuhkan dayung yang terbagi ke dalam dua kelompok : kelompok pertama yang duduk di sebelah kiri, melakukan kayuhan dayung mundur, sedangkan kelompok kedua yang duduk di sebelah kanan, melakukan kayuhan dayung maju. Gerakan ini dimaksudkan agar perahu berbelok ke kiri.

4. Dayung kanan mundur (right back paddle / right back stroke) adalah gerakan mengayuhkan dayung yang terbagi ke dalam dua kelompok : kelompok pertama yang duduk di sebelah kanan, melakukan kayuhan dayung mundur, sedangkan kelompok kedua yang duduk di sebelah kiri, melakukan kayuhan dayung maju. Gerakan ini dimaksudkan agar perahu berbelok ke kanan.

5. Dayung geser kiri (left draw) adalah gerakan mengayuhkan dayung yang terbagi ke dalam dua kelompok : kelompok pertama yang duduk di sebelah kiri, melakukan kayuhan dayung dari arah luar ke arah dalam pinggir lambung perahu arah 90 derajat, sedangkan kelompok kedua yang duduk di sebelah kanan, melakukan kayuhan dayung mencungkil dari pinggir lambung, ke luar menjauh dari lambung arah 90 derajat dari lambung. Gerakan ini dimaksudkan agar perahu bergeser ke kiri.

6. Dayung geser kanan (right draw) adalah gerakan mengayuhkan dayung yang terbagi ke dalam dua kelompok : Kelompok pertama yang duduk di sebelah kanan, melakukan kayuhan dayung dari arah luar ke arah dalam pinggir lambung perahu searah 90 derajat, sedangkan kelompok kedua yang duduk di sebelah kanan, melakukan kayuhan dayung mencungkil dari pinggir dalam lambung, ke luar menjauh dari lambung arah 90 derajat. Gerakan ini dimaksudkan agar perahu berbelok ke kanan.

7. Berhenti (stop), maksudnya adalah tidak ada gerakan. Hal ini penting diperhatikan karena tidak selamanya crew harus mendayung. Ketika dirasakan laju perahu terlalu cepat, maka hal ini harus dilakukan melalui komando stop dan berhenti. Pada saat stop ada hal penting lain yang juga harus diperhatikan, yaitu ketika crew memegang dayung posisi stop, dayung dipegang dan diletakkan di atas paha, menyerong ke belakang membentuk arah 45 derajat. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kecelakaan di atas perahu, yaitu jika sirip dayung yang berada di luar menabrak batu atau benda keras lainnya, maka pegangan yang berada di bagian dalam perahu, tidak akan mengenai crew yang lainnya yang berada di sebelah si pemegang dayung.

(Eiger Adventure Training & Education)

Kamis, 03 Juni 2010

GUNUNG HAUK









KEGIATAN MAPALA NEGARA DIPA STIA AMUNTAI DI GUNUNG HAUK

Selasa, 01 Juni 2010

PERLENGKAPAN PENDAKI GUNUNG

PERLENGKAPAN PRIBADI

1. Sepatu, ada beberapa tipe sepatu yang dirancang khusus untuk berbagai jenis perjalanan. Sepatu yang baik adalah yang dapat memberikan perlindungan bagi kaki dan cocok untuk jenis perjalanan.

2. Pakaian, harus dapat melindungi si pemakai dari gangguan medan dan cuaca. Meliputi pakaian untuk kepala, badan, tangan dan kaki.

3. Perlengkapan tambahan, meliputi bekal makanan / minuman, senter, pisau, perlengkapan menginap / tidur, dll.

PERLENGKAPAN TEKNIK

1. Tali (Rope)
Tali yang dipergunakan dalam pendakian / pemanjatan tebing (climbing rope) bersifat fleksible, elastis dan tahan terhadap beban yang berat. Diameter tali berkisar antara 11, 10 dan 9 mm. Kemampuan menahan beban berkisar antara 1.360 s/d 2.720 kg. Yang biasa digunakan ada dua jenis yaitu : Hawser laid dan Kernmantel.

2. Helmet / Crash Hat
Berfungsi sebagai pelindung kepala terhadap benturan benda keras.

3. Harness
Tali tubuh yang berfungsi sebagai sabuk pengaman.

4. Carabineer
Carabineer adalah cincin kait yang berbentuk oval atau D dan mempunyai gate / pintu, terbuat dari allumunium alloy dan mempunyai kekuatan antara 1.500 – 3.500 kg. Carabineer ini ada dua jenis, yaitu : screw gate (berkunci) dan snape gate (tidak berkunci).

5. Sling
Sling terbuat dari webbing tubular. Panjang sekitar 1,5 m dengan lebar 2,5 cm dibentuk menjadi sebuah loop (lingkaran) yang dihubungkan dengan simpul pita.


PERENCANAAN PERLENGKAPAN PERJALANAN

Keberhasilan suatu kegiatan di alam terbuka juga ditentukan oleh perencanaan dan perbekalan yang tepat. Dalam merencanakan perlengkapan perjalanan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya adalah :

1. Mengenal jenis medan yang akan dihadapi (hutan, rawa, tebing, dll)
2. Menentukan tujuan perjalanan (penjelajahan, latihan, penelitian, SAR, dll)
3. Mengetahui lamanya perjalanan (misalnya 3 hari, seminggu, sebulan, dsb)
4. Mengetahui keterbatasan kemampuan fisik untuk membawa beban
5. Memperhatikan hal-hal khusus (misalnya : obat-obatan tertentu)

Setelah mengetahui hal-hal tersebut, maka kita dapat menyiapkan perlengkapan dan perbekalan yang sesuai dan selengkap mungkin, tetapi beratnya tidak melebihi sepertiga berat badan (sekitar 15-20 kg), walaupun ada yang mempunyai kemampuan mengangkat beban sampai 30 kg.



Dari kegiatan penjelajahan, ada beberapa jenis perjalanan yang disesuaikan dengan medannya, yaitu :

1. Perjalanan pendakian gunung
2. Perjalanan menempuh rimba
3. Perjalanan penyusuran sungai, pantai dan rawa
4. Perjalanan penelusuran gua
5. Perjalanan pelayaran

Untuk perjalanan ilmiah dan kemanusiaan, bisa pula dikelompokkan berdasarkan jenis medan yang dihadapi. Dari setiap kegiatan tersebut, kita dapat mengelompokkan perlengkapannya sebagai berikut :

1. Perlengkapan dasar, meliputi :
 Perlengkapan dalam perjalanan / pergerakkan
 Perlengkapan untuk istirahat
 Perlengkapan makan dan minum
 Perlengkapan mandi
 Perlengkapan pribadi

2. Perlengkapan khusus, disesuaikan dengan perjalananan, misalnya :
 Perlengkapan penelitian (kamera, buku, dll)
 Perlengkapan penyusuran sungai (perahu, dayung, pelampung, dll)
 Perlengkapan pendakian tebing batu (carabineer, tali, chock, dll)
 Perlengkapan penelusuran gua (helm, headlamp/senter, harness, sepatu karet, dll)

3. Perlengkapan tambahan
Perlengkapan ini dapat dibawa atau tergantung evaluasi yang dilakukan (misalnya : semir, kelambu, gaiter, dll).

Mengingat pentingnya penyusunan perlengkapan dalam suatu perjalanan, maka sebelum memulai kegiatan, sebaiknya dibuatkan check-list terlebih dahulu. Perlengkapan dikelompokkan menurut jenisnya, lalu periksa lagi mana yang perlu dibawa dan tidak.
Apabila perjalanan kita lakukan dengan berkelompok, maka check-list nya untuk perlengkapan regu dan pribadi. Dalam perjalanan besar dan memerlukan waktu yang lama, kita perlu menentukan perlengkapan dan perbekalan mana saja yang dibawa dari rumah atau titik keberangktan, dan perlengkapan atau perbekalan mana saja yang bisa dibeli di lokasi terdekat dengan tujuan perjalanan kita.




















CHECK LIST PERSIAPAN PERJALANAN


CHECK LIST PERSIAPAN PERJALANAN
Masih ingatkah perjalanan pada liburan tahun lalu? Iya … tentu saja masih ingat, terutama dengan adanya kejadian yang agak mengganggu, seperti mendapatkan kaos kaki yang gosong di atas pengering, ternyata tali sepatu harus diganti, bahkan alas tenda yang robek belum dijahit, padahal semuanya harus dipersiapkan dalam satu malam. Belum lagi beberapa perlengkapan yang tidak ada pada tempatnya atau alat-alat masak dan makan yang belum dicuci.

Sebetulnya da beberapa kiat yang harus dilakukan agar persiapan perjalanan, terutama pada saat pengemasan itu bias sederhana, mudah dan bias dinikmati sambil berkhayal tentang keindahan-keindahan di tempat tujuan berikutnya.

Buat catatan perjalanan yang lalu
Agar memudahkan dalam mengumpulkan barang-barang yang cukup banyak, cara yang paling baik adalah mempersiapkannya sejak pulang dari perjalanan yang lalu. Sebelum disimpan, buatkanlah catatan-catatan penting, misalnya kondisi tabung gas, alat yang perlu diperbaiki dan yang harus ditambal. Jangan lupa catatan-catatan tersebut harus dipenuhi selama tenggang waktu antara pulang dari perjalanan dan mau mengemas untuk perjalanan berikutnya.

Tempat praktis
Masing-masing harus punya tempat, misalnya untuk carrier, tenda, fly sheet, dll. Tempat tersebut bisa terbuat dari papan yang dibuat seperti boks. Sedangkan untuk P3K, alat makan dan masak, pelembab, alat jahit dan yang kecil-kecil, ditempatkan pada kantung nylon.

Gudang khusus (sacral)
Buatlah satu ruang yang berfungsi sebagai gudang alat-alat, lengkapi dengan rak gantungan, boks, duffel (karung). Untuk penyimpanan barang-barang di gudang, sebaiknya dilakukan pada saat pulang dari satu perjalanan, tetapi jangan lupa untuk dibersihkan dulu. Buatlah catatan, lalu masukkan sesuai dengan kelompoknya. Beberapa hari kemudian, pada saat sedang di super market, jangan lupa mengisi catatan yang kurang, misalnya batu batere, tabung gas, dll.

Tempat pakaian
Segala sesuatu yang melekat di badan, sebaiknya dipisahkan dari yang lainnya. Bacalah tata cara perawatannya, seperti kantung tidur dan rain coat sebaiknya digantung, tetapi sebelumnya dibungkus dulu dengan plastik, supaya tidak kena debu. Pakaian dalam (long john), kupluk, sarung tangan, kaos kaki, baju dan celana lapangan, dll, sebaiknya simpan pada satu tempat, seperti duffle atau karung nylon.

Daftar berikutnya
Sebelum melakukan pengemasan, setelah mempelajari tempat tujuan, buatlah daftar kebutuhan yang akan dibawa sebanyak-banyaknya. Buatlah skala prioritas antara perlu sekali, perlu, agak perlu. Kemudian pelajari kembali kondisi medan yang akan dikunjungi dan dapatkan informasi sebanyak-banyaknya.

Pada saat akan mengemas, lakukan seleksi ulang terhadap barang-barang yang akan dibawa. Pikirkanlah masak-masak, apakah nantinya berguna atau tidak, atau ada altenatif lain yang lebih sederhana? Ingat, jangan pernah menyesal terhadap barang-barang yang sudah dibawa, karena itu sudah dipikirkan secara matang. Pada akhirnya, perjalanan-perjalanan di masa lalu akan membimbing kita ke arah cara pengemasan yang efektif dan efisien.






Berikut adalah cara membuat daftar perlengkapan dan peralatan (check list) yang dibutuhkan dalam sebuah persiapan perjalanan.

Peralatan Utama (Basic Gear)
 Carrier / ransel
 Sleeping bag / kantung tidur
 Matras / alas tidur
 Map / peta dan kantongnya
 Senter (dengan lampu dan batere cadangan)
 Pisau lipat
 Compass / penunjuk arah
 Sun glasses / kaca mata gelap
 Jam tangan / penunjuk waktu
 Tenda (termasuk didalamnya penutup tenda, pasak, tiang, alas tenda dan cadangannya / kadang-kadang dibutuhkan)
 Makanan
 Makanan ekstra
 Botol minum
 Kantung air
 Perjernih air (iodine, disinfectant, purification, filter, dll)

Alat Dapur (Kitchen Kit)
 Kompor
 Penahan angina
 Tabung gas
 Korek api
 Alat servis kompor
 Panci
 Penjepit panci (gata-gata)
 Busa pencuci
 Saringan
 Cangkir
 Sendok
 Mangkuk
 Bumbu-bumbu
 Korek gas
 Kain pencuci kain
 Plastik sampah

Alat Mandi (Toilet Kit)
 Sikat gigi, pasta gigi, sisir dan sikat
 Sabun, handuk, tissue, dll
 Sekop kecil (untuk membuat wc darurat)

Alat P3K (Basic First Aid Kit)
 Kotak P3K
 Mittela
 Obat luka, obat gosok (minyak kayu putih)
 Elastics band, kassa steril, kapas, band aid
 Salep anti biotic, salep untuk memar, salep anti jamur
 Obat tetes mata, diare, sakit kepala, batuk, maag, penghilang rasa sakit, dll
 Korek kuping
 Obat penghilang rasa sakit dan pencuci luka (rivanol)
 Penghisap bisa ular (extractor)
 Tali parasit, cermin sinyal, peluit, dll




Alat Perbaikan (Repair Kit)
 Selotape bening
 Jarum jahit dan benang
 Kawat kecil
 Macam-macam gesper tas
 Dll


PERJALANAN / PENDAKIAN

Pendaki gunung adalah suatu olah raga keras, penuh petualangan dan membutuhkan keterampilan, kecerdasan, kekuatan serta daya juang yang tinggi. Bahaya dan tantangan merupakan daya tarik dari kegiatan ini. Pada hakekatnya bahaya dan tantangan tersebut adalah untuk menguji kemampuan diri dan untuk bisa menyatu dengan alam. Keberhasilan suatu pendakian yang sukar, berarti keunggulan terhadap rasa takut dan kemenangan terhadap perjuangan melawan diri sendiri.

Di Indonesia, kegiatan mendaki gunung mulai dikenal sejak tahun 1964 ketika pendaki Indonesia dan Jepang melakukan suatu ekspedisi gabungan dan berhasil mencapai puncak Soekarno di pegunungan Jayawijaya, Irian Jaya (sekarang Papua). Mereka adalah Soedarto dan Soegirin dari Indonesia, serta Fred Atabe dari Jepang. Pada tahun yang sama, perkumpulan-perkumpulan pendaki gunung mulai lahir, dimulai dengan berdirinya perhimpunan penempuh rimba dan pendaki gunung WANADRI di Bandung dan Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI) di Jakarta, diikuti kemudian oleh perkumpulan-perkumpulan lainnya di berbagai kota di Indonesia.

JENIS PERJALANAN / PENDAKIAN

Mountaineering dalam arti luas adalah suatu perjalanan, mulai dari hill walking sampai dengan ekspedisi pendakian ke puncak-puncak yang tinggi dan sulit dengan memakan waktu yang lama, bahkan sampai berbulan-bulan.
Menurut kegiatan dan jenis medan yang dihadapi, mountaineering terbagi menjadi tiga bagian:

1. Hill Walking / Fell Walking
Perjalanan mendaki bukit-bukit yang relatif landai dan yang tidak atau belum membutuhkan peralatan-peralatan khusus yang bersifat teknis.

2. Scrambling
Pendakian pada tebing-tebing batu yang tidak begitu terjal atau relatif landai, kadang-kadang menggunakan tangan untuk keseimbangan. Bagi pemula biasanya dipasang tali untuk pengaman jalur di lintasan.

3. Climbing
Kegiatan pendakian yang membutuhkan penguasaan teknik khusus. Peralatan teknis diperlukan sebagai pengaman. Climbing umumnya tidak memakan waktu lebih dari satu hari.

Bentuk kegiatan climbing ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
a. Rock Climbing
Pendakian pada tebing-tebing batu yang membutuhkan teknik pemanjatan dengan menggunakan peralatan khusus.
b. Snow & Ice climbing
Pendakian pada es dan salju.




Mountaineering
Merupakan gabungan dari semua bentuk pendakian di atas. Waktunya bisa berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan. Disamping harus menguasai teknik pendakian dan pengetahuan tentang peralatan pendakian, juga harus menguasai manajemen perjalanan, pengaturan makanan, komunikasi, strategi pendakian, dll.

KLASIFIKASI PENDAKIAN

Tingkat kesulitan yang dimiliki setiap orang berbeda-beda, tergantung dari pengembangan teknik-teknik terbaru. Mereka yang sering berlatih akan memiliki tingkat kesulitan / grade yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang baru berlatih.

Klasifikasi pendakian berdasarkan tingkat kesulitan medan yang dihadapi (berdasarkan Sierra Club) :
Kelas 1 : berjalan tegak, tidak diperlukan perlengkapan kaki khusus (walking).
Kelas 2 : medan agak sulit, sehingga perlengkapan kaki yang memadai dan penggunaan tangan sebagai pembantu keseimbangan sangat dibutuhkan (scrambling).
Kelas 3 : medan semakin sulit, sehingga dibutuhkan teknik pendakian tertentu, tetapi tali pengaman belum diperlukan (climbing).
Kelas 4 : kesulitan bertambah, dibutuhkan tali pengaman dan piton untuk anchor/penambat (exposed climbing).
Kelas 5 : rute yang dilalui sulit, namun peralatan (tali, sling, piton dll), masih berfungsi sebagai alat pengaman (difficult free climbing).
Kelas 6 : tebing tidak lagi memberikan pegangan, celah rongga atau gaya geser yang
diperlukan untuk memanjat. Pendakian sepenuhnya bergantung pada peralatan (aid climbing).

SISTEM PENDAKIAN

1. Himalayan System, adalah sistem pendakian yang digunakan untuk perjalanan pendakian panjang, memakan waktu berminggu-minggu. Sistem ini berkembang pada pendakian ke puncak-puncak di pegunungan Himalaya. Kerjasama kelompok dalam sistem ini terbagi dalam beberapa tempat peristirahatan (misalnya : base camp, flying camp, dll). Walaupun hanya satu anggota tim yang berhasil mencapai puncak, sedangkan anggota tim lainnya hanya sampai di tengah perjalanan, pendakian ini bisa dikatakan berhasil.

2. Alpine System, adalah sistem pendakian yang berkembang di pegunungan Alpen. Tujuannya agar semua pendaki mencapai puncak bersama-sama. Sistem ini lebih cepat, karena pendaki tidak perlu kembali ke base camp, perjalanan dilakukan secara bersama-sama dengan cara terus naik dan membuka flying camp sampai ke puncak.


PERSIAPAN BAGI SEORANG PENDAKI GUNUNG

Untuk menjadi seorang pendaki gunung yang baik diperlukan beberapa persyaratan antara lain :

1. Sifat mental.
Seorang pendaki gunung harus tabah dalam menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan di alam terbuka. Tidak mudah putus asa dan berani, dalam arti kata sanggup menghadapi tantangan dan mengatasinya secara bijaksana dan juga berani mengakui keterbatasan kemampuan yang dimiliki.

2. Pengetahuan dan keterampilan
Meliputi pengetahuan tentang medan, cuaca, teknik-teknik pendakian pengetahuan tentang alat pendakian dan sebagainya.



3. Kondisi fisik yang memadai
Mendaki gunung termasuk olah raga yang berat, sehingga memerlukan kondisi fisik yang baik. Berhasil tidaknya suatu pendakian tergantung pada kekuatan fisik. Untuk itu agar kondisi fisik tetap baik dan siap, kita harus selalu berlatih.

4. Etika
Harus kita sadari sepenuhnya bahwa seorang pendaki gunung adalah bagian dari masyarakat yang memiliki kaidah-kaidah dan hukum-hukum yang berlaku yang harus kita pegang dengan teguh. Mendaki gunung tanpa memikirkan keselamatan diri bukanlah sikap yang terpuji, selain itu kita juga harus menghargai sikap dan pendapat masyarakat tentang kegiatan mendaki gunung yang selama ini kita lakukan.


12 KEBIASAAN DARI BEBERAPA SURVIVOR YANG SUKSES

Dalam suatu krisis, beberapa orang akan terbebani. Sebagian ada yang menyerah untuk berharap, mengapa? Laurence Gonzales mempelajari ratusan dari kasus-kasus yang menunjukkan sesuatu dengan tepat mengenai sikap dan strategi dari beberapa orang yang menolak untuk mati.
Saya telah mempelajari beberapa kecelakaan selama kurang lebih 30 tahun. Pertama, sebagai pilot yang juga wartawan, saya berkonsentrasi pada kecelakaan pesawat terbang. Kemudian, ketika ketertarikan saya beralih pada paddling, climbing dan travelling ke tempat-tempat terpencil, saya mulai mempelajari beberapa kecelakaan yang terjadi pada kegiatan alam terbuka. Silahkan Anda sebut saya sebagai orang yang tidak berperasaan, tetapi bagi saya membaca laporan kecelakaan-kecelakaan tersebut seperti membaca komedi bisu (bisu, karena orang-orangnya sebagian besar meninggal). Saya mencari pengertian mengapa beberapa orang meninggal dengan cepatnya dalam keadaan survive ini. Secara mengejutkan, saya menemukan kengerian yang sama pada beberapa orang yang bertahan hidup dalam keadaan sulit yang sangat ekstrim, kasus-kasus ini saya sebut “deep survival.” Pada dasa warsa dan beberapa abad, terpisah melalui budaya, geografi, ras, agama dan tradisional, beberapa survivor yang sukses menunjukkan pola yang sama dari pikiran dan tindak tanduk yang mengarah pada transformasi keagamaan yang sama dalam mempertahankan hidup mereka. Satu kali kamu pernah melewati hujan salju, kapalmu karam atau kamu tersesat di hutan atau tanganmu terjepit saat boulder, sebagian besar menyangkut mental, berikut adalah cerita yang berhubungan dengan hal tersebut di atas, sebagian besar adalah kisah sebenarnya yang pernah dialami oleh beberapa survivor yang berhasil kembali dari perjalanan yang hampir membuat mereka mati.

ATURAN PENYELAMATAN DIRI DALAM KEADAAN BERBAHAYA

1. PERCAYA DIRI
Orang yang dapat menyelamatkan diri tidak terjebak pada perangkap ketakutan yang mematikan, yaitu ketakutan yang tidak termobilisasi atau penyangkalan terhadap ketakutan. Banyak orang yang seharusnya selamat dalam tragedi World Trade Center pada tanggal 11 September 2001 tewas, karena mereka hanya diam dengan patuh untuk menunggu pertolongan dan bukan berusaha untuk menyelamatkan diri mereka sendiri. Dan banyak diantara mereka yang dikuasai rasa panik. Panik disini tidak selalu berarti berlari kesana-kemari dengan menjerit-jerit, namun bisa berarti diam dengan tidak melakukan apapun . Para penyelidik kecelakaan pesawat sering menemukan bahwa para penumpang ternyata ditemukan mati dengan keadaan masih terikat erat di tempat duduk mereka.








Orang yang dapat menyelamatkan diri sebaliknya menyadari keadaan mereka, “Saya benar-benar dalam keadaan yang membahayakan diri saya dan saya akan berusaha untuk menyelamatkan diri saya.”
Dalam lima menit pertama sejak kecelakaan terjadi, sang korban dipenuhi dengan pemikiran-pemikiran yang penting. Presepsi dan fungsi kognitif seseorang yang dapat menyelamatkan diri berada dalam tingkat yang tinggi saat ia menghadapi bahaya. Dengan dipacu oleh ancaman atas nyawanya, seseorang yang dapat menyelamatkan diri mengetahui keadaan sekitar mereka sampai ke hal-hal yang terkecil, selain itu merekapun meyakini naluri mereka. Joe Simpson, seorang pemanjat tebing dari Inggris yang baru saja menjejakkan kaki di gunung berketinggian 21.000 kaki di negara Peru, terjatuh dan mengalami patah kaki. Hal pertama yang muncul dalam benaknya adalah mungkin dia hanya keseleo. Tetapi beberapa saat kemudian dia berkata pada dirinya sendiri,”Kakiku patah, aku akan mati.” Orang yang dapat menyelamatkan dirinya tidak menyangkal kebenaran. Hanya dengan menyadari luka yang dia alami, Simpson mampu untuk menjalani tantangan yang mengerikan di hadapannya.

2. TETAP TENANG
Dalam keadaan yang kritis, orang yang dapat menyelamatkan diri tidak dikuasai oleh rasa takut tapi mereka akan memanfaatkan rasa takut tersebut. Rasa takut yang mereka rasakan seringkali berubah menjadi rasa marah yang akan memotivasi mereka dan membuat mereka dapat berpikir dengan cerdik. Aron Ralston, seorang pemanjat gunung yang harus memotong tangannya untuk melepaskan diri dari batu besar yang telah menjepitnya di sebuah lembah celah di Utah, semula menjadi panik dan membantingkan tubuhnya ke batu yang telah menjepit tangannya. Tapi dia segera berhenti melakukan hal tersebut dan menarik nafas panjang untuk kemudian memperhatikan pilihan-pilihan yang dia miliki. Dia menghabiskan waktu hingga lima hari untuk dapat meyakinkan dirinya untuk menentukan apa yang harus dia lakukan untuk dapat menyelamatkan dirinya. Seseorang yang dapat menyelamatkan dirinya sangat mneyadari bahwa mereka harus tetap tenang. Mereka harus berusaha menghindar dari emosi ingin memberontak yang terlalu meluap-luap. Dan dengan menghadapi keadaan genting, mereka juga dapat mengatasi penderitaan yang mereka rasakan dengan baik. Dalam buku In Touching The Void, Joe Simpson mengungkapkan penderitaan yang dia hadapi di Peru. Dia menulis bahwa dia dapat “menyesuaikan diri dengan rasa sakit terus menerus yang dia rasakan” yang disebabkan oleh kakinya yang terluka dan patah yang menjadi penghalang baginya untuk dapat menuruni gunung tersebut. James Stockdale, seorang pilot tempur yang ditembak jatuh di Vietnam dan menghabiskan waktu delapan tahun di Hanoi Hilton, julukan bagi camp penjaranya, yakin bahwa “dengan membiasakan diri dengan rasa sakit” adalah alat yang paling penting bagi orang yang dapat menyelamatkan dirinya, “Anda harus mengalami rasa sakit. Tidak boleh ada kata tidak.”

3. BERPIKIR, MENGANALISA, MERENCANAKAN
Orang yang harus menyelamatkan diri dalam jangka panjang dengan cepat akan mengorganisir, menentukan rutinitas yang harus mereka lakukan dan menetapkan disiplin. Dalam kelompok orang-orang yang sedang menyelamatkan diri, akan muncul seorang pemimpin. Seorang yang menyelamatkan diri seorang diri seringkali mengisahkan bahwa mereka mendengar sebuah suara yang mengendalikan situasi mereka. Sementara fenomena mendengar suara dapat mengindikasikan turunnya kondisi mental di dalam kedaan tertentu, hal tersebut juga mudah dijelaskan dalam dua fungsi otak : emosi dan akal. Dalam kasus-kasus tertentu dengan bahaya yang sangat fatal, emosi seringkali mengambil alih. Tapi seorang yang dapat menyelamatkan diri mengesampingkan emosi dan membiarkan akal yang bekerja dan mereka membuat diri mereka menjadi dua pribadi yang berbeda dimana mereka akan melaksanakan ide yang menurut mereka masuk akal.
Steve Callahan, seorang pelaut dan pembuat kapal, sedang dalam pelayaran tunggal di samudera Atlantik di tahun 1982 saat kapalnya tiba-tiba mengalami masalah dan mulai tenggelam.




Terombang ambing selama 76 hari di atas sebuah sekoci seluas lima kaki, dia melakukan pelayaran penyelamatan dirinya dengan dipimpin oleh seorang “kapten” yang memberi perintah kepadanya dan menjaganya di saat dia sangat membutuhkan air minum. Bahkan saat dia ingin memberontak. “Kapten”nya dengan rutin melatih “kru” tersebut. Sehingga dalam kendali yang sangat ketat ini dia mampu menyingkirkan pikiran bahwa situasinya tidak mempunyai harapan. Dia harus terombang-ambing sejauh 1800 mil di dataran Karibia dan mengambil langkah-langkah pertama yang harus dilakukan dengan pikiran yang jernih dalam mencapai penyelamatan dirinya, juga menganalisa situasinya dan memformulasikan perencanaan yang akan dia jalani.

4. MENGAMBIL TINDAKAN
Orang yang menyelamatkan diri mau mengambil resiko untuk menyelamatkan diri mereka dan orang lainnya. Namun mereka pun berani dan menyadari apa yang akan mereka lakukan. Callahan tidak mengerti mengapa kapalnya yang kecil tiba-tiba dipenuhi dengan air, mungkin terbentur oleh ikan paus. Tapi saat kapal tersebut mulai tenggelam dia tidak hanya diam memandang kapalnya dengan rasa tidak percaya. Dengan mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan diri, dia masuk ke dalam kabin yang gelap dan telah dipenuhi air untuk dapat mengambil barang-barangnya yang berharga. Dia muncul kembali dengan membawa “tas alat-alat darurat” berisi survival gear dan sleeping bag nya yang basah, dimana jika tanpa alat-alat tersebut dia tidak dapat menyelamatkan dirinya.
Lauren Elder, adalah satu-satunya orang yang selamat dari kecelakaan pesawat di dataran tinggi Sierra, California. Terdampar di puncak dengan ketinggian 12.000 kaki, dengan satu lengan yang patah, dia dapat melihat lembah Saint Joaquin di bawahnya, tapi dia terpisah oleh alam liar yang luas dan tebing es yang menyeramkan.
Dengan hanya mengenakan rok panjang, sebuah kemeja, dan sepatu boot dengan hak setinggi dua inci, dia merangkak “dengan kedua tangan dan kakinya” seperti yang dia katakan kemudian, ”menjaga keseimbangan di antara lempengan es, meninju dengan tangan dan kakinya.” Dia harus memanjat tebing selama 36 jam, suatu hal yang tampak mustahil baginya. Namun Elder hanya memikirkan batu yang didepannya selangkah demi selangkah. Orang yang dapat menyelamatkan dirinya dapat memecahkan apa yang mereka lakukan setahap demi setahap sesuai dengan apa yang dapat mereka lakukan.
Merekapun terobsesi untuk dapat melakukannya dengan baik (Elder selalu menguji terlebih dahulu setiap pijakan yang akan dia lewati sebelum dia melangkah maju dan sering mengambil waktu untuk beristirahat. Orang yang dapat menyelamatkan diri berusaha hanya membuat sedikit kekeliruan. Mereka hanya melakukan apa yang sesuai dengan kekuatan mereka dalam waktu tertentu dari jam ke jam dari waktu ke waktu.

5. RAYAKAN KEBERHASILAN ANDA
Orang yang dapat menyelamatkan diri akan mendapatkan sukacita yang luar biasa dengan pencapaian yang mereka raih, sekecil apapun itu. Hal tersebut dapat menghindarkan mereka dari rasa putus asa yang mematikan dan menjaga mereka untuk terus termotivasi. Sukacita juga melepaskan diri mereka dari stuasi yang mengancam yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Elder berkata bahwa saat telah berhasil menuruni lereng es pertama, dia memandang ke atas lereng tersebut dan hampir tidak percaya atas apa yang telah dia lakukan, dia berkata pada dirinya sendiri, ”Lihat apa yang telah kamu lakukan.” Saya berseru keras hingga terdengar hingga ke lereng di bawah saya. Bahkan dengan lengannya yang patah, Elder merasakan rasa senang yang luar biasa menjadi teman setianya dalam perjalanannya untuk menyelamatkan dirinya. Hitunglah apa yang kamu miliki, kamu masih tetap hidup.









6. JADILAH ORANG YANG MENYELAMATKAN BUKAN MENJADI KORBAN
Orang yang menyelamatkan diri selalu melakukan hal yang sama bagi orang lain, bahkan jika orang tersebut berada ratusan mil jauhnya. Saat penulis Antone de Saint Exupery terdampar di gurun Libya setelah pesawat ekspedisinya mengalami kerusakan mesin, dia memikirkan apa yang akan terjadi dengan istrinya jika dia menyerah dan tidak kembali. Yossi Ghinsberg seorang pendaki gunung kebangsaan Israel, tersesat di hutan Bolivia lebih dari dua minggu setelah terpisah dengan teman-temannya. Dia berhalusinasi bahwa dia ditemani seorang wanita cantik yang selalu menemaninya setiap malam dalam perjalanannya. Apapun yang dia lakukan, dia lakukan bagi wanita tersebut.


7. MENIKMATI PERJALANAN UNTUK MENYELAMATKAN DIRI
Nampaknya hal ini bertolak belakang dengan keadaan yang ada, namun dalam situasi yang paling sulitpun, orang yang dapat menyelamatkan dirinya menemukan sesuatu yang dapat dinikmati, sesuatu yang dapat dia lakukan. Penyelamatan diri dapat berarti penantian yang membosankan menjadi sesuatu yang menyenangkan. Elder tertawa terbahak-bahak saat dia menyadari betapa dia takut bahwa seseorang akan melihat ke dalam roknya saat dia memanjat tebing. Bahkan saat kapal Callahan tenggelam, dia hanya berhenti tertawa saat dia harus menyelipkan pisau di mulutnya saat harus menaiki rakit seperti seorang bajak laut. Uji coba yang dilakukan dengan bermain dalam kedaan yang genting juga akan menghasilkan penemuan dan penemuan akan menghasilkan teknik atau strategi yang baru yang akan menyelamatkan anda. Saat melewati tebing yang hampir vertikal di Peru, Joe simpson menciptakan irama saat dia mengayunkan kapaknya, menjatuhkan tangannya yang lain ke atas permukaan es dan lalu melakukan lompatan yang mengerikan dengan kakinya yang masih sehat. “Saya dengan cermat terus mengulang pola irama tersebut,” tulisnya, “Saya mulai merasa terlepas dari keadaan di sekeliling saya.”
Menyanyi, membayangkan permainan, mengingat puisi, menghitung dan mencoba menemukan solusi matematika yang sulit, akan membuang rasa jenuh karena menunggu dan akan membuat situasi jadi lebih menyenangkan, bahkan saat ada rasa takut yang mengancamnya. Di dalam penjaranya, James Stockdale menulis, ”Orang yang melewati tragedi seperti ini dengan banyak puisi yang dapat diingat adalah orang yang mempunyai karunia.”
Orang yang dapat menyelamatkan diri mengatur masa kritis yang dia alami hampir seperti seorang olahragawan dengan olahraga yang dia tekuni. Mereka terikat pada jimat-jimat. Mereka menemukan hal yang hanya dirasakan oleh seorang yang ahli, “zona” dimana emosi dan akal saling seimbang untuk menghasilkan satu tindakan yang dapat berubah-rubah.

8. MELIHAT KEINDAHAN
Orang yang menyelamatkan diri terpesona dengan keajaiban dunia mereka, khususnya saat menghadapi bahaya kematian. Ungkapan kekaguman akan keindahan, perasaan terpesona, membuka kesadaran akan keadaan di sekitar mereka (saat anda terpesona oleh sesuatu yang indah, pupil mata anda akan membesar). Debbie Kiley dan empat orang lainnya terombang ambing di lautan Atlantik, setelah kapal mereka tenggelam dalam badai pada tahun 1982. Mereka tidak mempunyai persediaan makanan, tidak mempunyai air minum dan dapat saja mati. Dua orang diantara mereka meminum air laut dan mulai menjadi gila. Ketika salah seorang dari mereka melompat dari papan ke laut, segera dia dimakan oleh ikan hiu di bawah papan mereka. Kiley merasa jika dia memandang terus ke laut, maka diapun dapat menjadi gila, maka dia berkata pada dirinya sendiri, “Lihat ke langit, disana tampak sangat indah.”
Saat pesawat Saint Exupery terjatuh di gurun, dia menyadari bahwa dia dalam bahaya, namun dia berkata dalam hati : ”Disini kita berada, akan mati, namun kematian tidak dapat dibandingkan dengan kenikmatan yang saya rasakan. Sukacita yang saya dapat dari setengah buah jeruk yang saya genggam adalah sukacita yang terbesar yang pernah saya rasakan.”





9. MENYERAHKAN DIRI
Ya, anda pasti akan mati. Dalam kenyataanya, anda akan mati, semua orang akan mati walaupun mungkin tidak harus hari ini. Di hari ketiga saat dia terjepit di dalam jurang, Ralston telah kehabisan makanan dan air minum dan dia tahu bahwa dia akan mati jika dia tidak dapat melepaskan dirinya. Namun hal tersebut membawanya menjadi tenang bukan menjadi merasa menderita. “Saya menerima kematian dengan rasa damai,” katanya. Dalam berbagai cara, fase perjalanan penyelamatan bersama berhubungan dengan tahap-tahap kematian dijelaskan dalam buku yang terkenal On Death and Dying (Dalam Menghadapi Kematian) ditulis oleh Elizabeth Kublerloss adalah penyangkalan, kemarahan, penawaran, depresi, dan penerimaan. Hanya dengan menerima kematian, banyak orang yang menyelamatkan diri mengatakan bahwa mereka mampu untuk berjuang dan bertahan hidup. Salah seorang psikolog dalam hal penyelamatan diri menyebutkan “Menyerahkan tanpa menyerah. Penyelamatan diri dilakukan oleh orang yang menyerahkan diri.”

10. YAKIN BAHWA ANDA AKAN BERHASIL
Dalam perjalanan tahap selanjutnya, orang yang menyelamatkan diri mendapat semangat dari keyakinan bahwa dia akan selamat. “Selama dua hari berakhir pada saat saya terjepit di jurang,” kenang Aron Ralston, “Saya merasa sebuah energi yang sangat meningkat memasuki diri saya walaupun waktu itu saya telah kehabisan makanan dan minuman.” Segera setelah itu, dia menemukan kekuatan untuk memotong tangannya yang telah mati. Elder juga menemukan kekuatan ketika waktu terus berjalan : ”Saat itu seolah-olah saya telah mendapatkan energi yang tidak ada batasnya.”

11. LAKUKAN APAPUN YANG PERLU DILAKUKAN
Elder memanjat dan menuruni tebing es dan batu karang tanpa alat-alat dan pengalaman. Simpson menyeret kakinya yang patah sejauh bermil-mil untuk kembali ke posnya. Ralston memotong tangannya sendiri untuk membebaskan dirinya. Orang yang menyelamatkan diri memiliki apa yang disebut para psikolog sebagai pengetahuan-meta: Mereka mengetahui kemampuan mereka, dan tidak merendahkan atau melebih-lebihkannya. Mereka yakin bahwa segala seuatu adalah mungkin dan karena itu mereka harus bertindak.
Mereka seringkali mengucapkan sebuah mantera untuk menolong mereka, saat Yossie Ghinsberg hilang di hutan Bolivia, ia menuliskan,”Ketika saya putus asa, saya membisikkan mantera di telinga saya ”Lelaki sedang beraksi, lelaki sedang beraksi, “ saya tidak tahu darimana saya mendapatkan kata-kata tersebut…saya ulangi terus kata-kata tersebut : ‘Seorang lelaki yang beraksi dapat melakukan apapun yang harus dia lakukan dengan tidak takut dan khawatir.’”

12. TIDAK PERNAH MENYERAH
Saat kantung oksigen Apollo 13 meledak dalam perjalanannya ke bulan pada tahun 1970, tampaknya kru yang ada dalam pesawat itu berada di ambang kematian. Komandan James Lovell memutuskan untuk terus menyampaikan semua data ke pusat kendali bahkan jika pesawat tersebut terbakar dalam perjalanan pulang. Callahan, Elder, Ghinsberg, Kiley, Ralston, Saint Exupery, Simpson, Stockdale –semuanya sama-sama menentukan dan mengetahui kebenaran akhir ini – jika kamu tetap hidup, masih ada yang dapat kamu lakukan. Orang yang menyelamatkan diri tidak mudah dilemahkan oleh kemunduran. Saat mereka merasa bimbang, mereka akan mendorong diri mereka untuk melakukan sebuah proses dari awal kembali. Mereka menjaga diri mereka untuk tetap bersemangat dengan mengembangkan sebuah alternatif yang diciptakan dari daya ingatan yang kaya, dimana mereka dapat menyelamatkan diri. Mereka melihat kesempatan dalam kesengsaraan. Dalam keadaan yang buruk, orang yang dapat menyelamatkan diri dapat belajar dan menyukai uji coba yang mereka alami. Elder mengatakan, ”Saya tidak akan menjual perjalanan yang saya alami dengan apapun. Bahkan kadang-kadang saya merindukannya. Saya merindukan kejelasan dalam mengetahui dengan tepat apa yang harus saya lakukan selanjutnya.”






Mereka yang dapat menyelamatkan diri dari bahaya dunia ini, baik itu dalam permainan, bisnis ataupun perang, melalui penyakit atau tragedi akan melakukannya melalui suatu perubahan. Tetapi hal tersebut tidak muncul begitu saja saat dibutuhkan. Hal tersebut muncul dari pengalaman seumur hidup, sikap dan tindakan yang kita lakukan yang membentuk kepribadian seseorang, pusat dimana kekuatan yang dibutuhkan bersumber. Pengalaman penyelamatan diri adalah anugerah yang tidak dapat dibandingkan, dan akan menunjukkan siapa sebenarnya anda.


MUSCLE TRAINING / PELATIHAN OTOT

Di dunia panjat tebing, sering terjadi berbagai kecelakaan yang umumnya menyerang otot tendons dan ligaments, penyembuhannyan dapat melalui berbagai cara, diantaranya menggunakan sugar methods, seperti prolotherapy dan mesotherapy. Berikut ini kami kutip tulisan Matt Samet dari majalah Rock & Ice, yang membahas tentang prolotherapy dan mesotheraphy.
Apakah prolotheraphy dan mesotheraphy merupakan penyembuhan alternatif ajaib untuk otot tendon yang sobek? Ketika saya memikirkan tentang jarum hypodermic, yang terpikir oleh saya adalah trains potting, yaitu proses pencarian pembuluh arteri ketika hendak menyuntikkan narkoba, kegiatan yang dilakukan oleh para hooligan pecandu saat sedang ketagihan. Ironisnya, kedua metode jarum terbaru tadi (setidaknya di Amerika Serikat), prolotherapy dan mesotherapy bisa jadi merupakan beberapa penyembuhan terbaik untuk luka-luka tendons dan ligaments.
Menurut Dr. Harry Adelson, ahli penyembuhan tanpa obat di Salt Lake City dan dokter resmi untuk the Professional Climbers Association (PAC), asosiasi para pemanjat profesional, sebagian besar cedera yang diderita oleh para pemanjat melibatkan antara lain peregangan atau sobek sebagian ligament dan tendon. Prolotheraphy, suntikan air gula langsung ke dalam daerah luka, dan mesotherapy, pengobatan dengan cara memasukan jarum kecil ke dalam lapisan tengah kulit pada daerah luka, dapat menawarkan terapi alternatif yang sangat membantu untuk pemanjat yang cedera.
Para pemanjat sering datang pada Adelson, karena Adelson adalah seorang pemanjat yang telah berkiprah selama 12 tahun, dan sering menangani cedera jari, sakit otot sikut, bahu yang terkilir, luka lutut dan masalah lain yang diakibatkan oleh latihan berlebihan. Untuk mengerti cedera-cedera seperti ini, dan bagaimana teknik-teknik tadi dapat membantu mengatasinya, kita harus mengerti dulu perbedaan antara tendons dan ligaments : tendons adalah urat yang mengikat otot ke tulang, sedangkan ligaments adalah jaringan ikatan penguat yang mengikat tulang ke tulang. Cedera terjadi ketika otot atau tendon terlalu tegang atau sobek. Sebagian besar cedera yang berhubungan dengan kegiatan panjat tebing adalah kombinasi dari jenis-jenis cedera tadi.
Adelson menjelaskan bahwa ligaments itu dinamis, tetapi apabila terlalu tegang, maka ikatannya bisa menjadi kendor. Dengan kendornya ligaments, seperti yang terjadi pada cedera pergelangan kaki atau cedera otot jari, maka persendian yang menghubungkannya menjadi tidak stabil dan lemah, sehingga otot-otot di sekitarnya menjadi kejang terus-menerus. Tendon yang rusak akibat cedera akut atau radang kronis (biasanya terjadi pada para pemanjat, seperti cedera jari, lutut atau bahu) dapat mengalami kemerosotan sel dan pengiriman sinyal rasa sakit terus menerus ke otak. Terapi yang dilakukan biasanya terapi tradisional yang familiar bagi kita semua, termasuk dikompres dengan es, istirahat, obat-obatan penghilang rasa sakit, dan pada kasus ekstrim, suntikan cortisone. Menurut Adelson, prolotherapy dan mesotherapy dapat menawarkan terapi yang lebih lama. Walaupun relatif aman dan murah, kedua terapi ini tidak dapat menggantikan rehabilitasi (dan juga istirahat) yang seharusnya.







PROLOTHERAPY
Prolotherapy, berasal dari bahasa Yunani “prolo” (bertambah dalam jumlah), mengandung suntikan langsung pada sebuah ligament yang cedera atau permukaan sendi yang sakit dengan larutan dextrose (carian manis dalam tanaman) atau air gula. Biasanya sering digunakan untuk mengobati cedera kronis (cedera yang lamanya sekitar tiga sampai enam bulan). Lokasi iritasi dan peradangan yang dipicu oleh pengobatan stimulasi peredaran darah dan pasokan bahan gizi pada area cedera, menyebabkan jaringan memperbaiki diri sendiri. Larutan biasanya terdiri dari 12,5 % air gula, walaupun Adelson juga memasukan procain, obat bius lokal, untuk mematahkan sinyal rasa sakit dalam tubuh dan membuat nyaman, juga ada minyak murni cold-liver; glucosamine sulfat untuk kesehatan sendi dan vitamin B sebagai gizi.
Katie Bishop, 23 tahun, seorang pemanjat sport dan boulderer dari Salt Lake City, menerima suntikan prolotherapy dari Adelson untuk otot jari manisnya yang bermasalah. “Dalam beberapa hari rasa sakitnya hilang dan saya dapat memanjat 100%,” kata Bishop. Lima bulan setelah pengobatannya, jari-jarinya terasa sangat baik dan dia tidak perlu lagi memplesternya.
Timy Fairfield, pemanjat aktif dari Albuquerque, New Mexico, menyebut pengalaman prolotherapy-nya sebagai : sebuah suntikan ke jari tengah untuk memperbaiki katrol, radang tendon yang diakibatkan oleh beban tarikan, sangat efektif. “Setelah beberapa hari mengalami peradangan singkat,” kata Fairfield, 34 tahun, “Jari saya sembuh lebih cepat dari seharusnya apabila tanpa terapi, dan saya dapat pulih lebih cepat.“ Satu-satunya kemunduran yang dia rasakan adalah berkurangnya jarak pergerakkan sementara dan sensasi rasa gugup akibat jarum prolotherapy pada persendiannya.
Brandi Proffitt, 29 tahun, seorang pemanjat professional, juga dari Albuquerque, menerima prolotherapy dari Dr. Adelson setelah dia mengalami cedera ikatan urat lutut pada kedua lututnya dalam dua kompetisi. “Dalam beberapa hari pengobatan, saya dapat menerima latihan rehabilitasi khusus yang menyakitkan,” katanya. Setelah mengikuti program rehabilitasinya, dia melihat perkembangan yang sangat signifikan pada kedua lututnya. Padahal sebelumnya Proffitt telah mencoba akunpuktur, terapi fisik dan teknologi getaran tinggi (ultrasound) untuk jari, siku dan bahu, tetapi menurutnya rehabilitasi prolotherapy-nya lebih efektif.
Prolotherapy mirip dengan pembedahan dalam hal kompleksitas dan kehalusannya, komplikasi seperti infeksi atau pneumothorax (gagal paru-paru) dapat terjadi akibat prosedur yang tidak hati-hati. Selain resiko tadi, Dr. Adelson berkata bahwa secara keseluruhan dia puas dengan rasio untung dan rugi prolotherapy, dia menyebutnya “obat anti penuaan untuk ligament dan tendon.” Beberapa kali pengobatan prolotherapy mungkin diperlukan, tergantung dari ukuran dan parahnya cedera, dimulai secara berkala dari cedera jari ringan, sampai tiga atau empat jari yang keseleo kronis, hingga cedera punggung ke bawah.

Jika prolotherapy memang sangat efektif seperti disebutkan di atas, kenapa tidak banyak dokter yang mempromosikannya? Dr. Tito Liotta, seorang ahli orthopedic di Glenwood Springs, Colorado, mengatakan bahwa dia belum melihat bukti kalau prolotherapy dapat berhasil terus. “Saya sudah melihat infeksi dari prolotherapy; dan itu sakit sekali. Dalam hal mengobati luka tendon sobek sesungguhnya, menurut saya kebaikannya masih fifty-fifty,” katanya. Liotta menambahkan bahwa sulit untuk menentukan apa yang memicu penyembuhan tersebut, apakah karena trauma jarum itu sendiri, ataukah karena reaksi larutan yang disuntikkan.
Tetapi salah satu pasien lama Liotta, menggunakan prolotherapy untuk sakit bahu kronisnya dengan hasil yang positif. Pada tahun 1990, Pete Dorsa, seorang pemanjat yang telah 25 tahun memanjat yang juga seorang ahli terapi fisik dari Glenwood Springs, mengalami cedera bahu kiri pada saat melakukan pemanjatan tebing, otot tendon pada bahu yang menghubungkan lengan dengan bahunya sobek.






Dia melakukan pengobatan tradisional, dan kembali memanjat, tetapi pada tahun 2001 sakit bahu kronis mengganggunya lagi. Dorsa kemudian beralih ke prolotherapy. Sejak Januari 2002, dia menerima empat suntikan terpisah selama enam minggu, meningkatkan prosesnya dengan terapi fisik. “Banyak hal terasa lebih baik sesudah tiap suntikan dilakukan,” katanya. “Saya mendapat suntikan keempat pada awal bulan Mei, dan bulan Juli saya sudah memanjat lagi,” Pada musim panas itu, Dorsa berhasil on sigh pada dua jalur diantara jalur-jalur terberatnya.
Walaupun Dorsa merekomendasikan prolotherapy kepada beberapa dari pasiennya, tetapi dia juga memberikan dua peringatan utama, yang pertama : suntikannya sakit. “Beberapa website mengatakan bahwa suntikkannya tidak teralu sakit,” katanya. “Itu bohong. Karena tiga jam setelah disuntik, saya merasa seperti seseorang sudah merobek tangan saya sampai lepas.” Yang kedua : rehabilitasi yang agresif adalah kuncinya. ”Prolotherapy pada dasarnya bukanlah penyembuh segala sesuatu,” katanya. “Anda harus sungguh-sungguh dalam melakukan rehabilitasi jika menginginkan hasil yang baik. Prolotherapy bukan seperti anda disuntik lalu langsung sembuh.”

 Selama ini tidak ada sertifikat resmi untuk prolotherapy. Pastikan dokter yang Anda temui memiliki pengalaman langsung (dengan mayat misalnya) dalam menggunakan teknik prolotherapy. Kunjungi www.pcatour.com/injury/ls.php atau www.getprolo.com untuk menemukan prolotherapist terdekat yang memenuhi syarat.
 Biaya prolotherapy antara US $100 hingga US $1.500 per session, biasanya belum termasuk asuransi. Anda dapat mengalami rasa sakit selama dua sampai sepuluh hari setelah pengobatan pertama, selama itu Anda sebaiknya tidak menggunakan obat NSAIDs anti peradangan apapun, karena obat-obatan tersebut akan menangkal manfaat dari pengobatan prolotherapy. Kesembuhan seluruhnya tidak akan terasa hingga tiga sampai enam minggu.
 Gerakkan daerah cedera dalam gerakan maksimal selama dua sampai sepuluh hari dalam masa penyembuhan, idealnya dilakukan dengan bantuan ahli terapi fisik sebagai bagian dari program rehabilitasi agresif. Hal ini memberitahu tubuh Anda bagaimana caranya untuk menempatkan serat kolagen baru yang dihasilkan olehnya.

MESOTHERAPY
Mesotherapy lebih banyak digunakan di Amerika Serikat sebagai pengobatan kosmetik untuk cellulite, memasukkan berbagai obat ke dalam kulit dengan menggunakan jarum sepanjang 4 mm. Beraksi sebagai sistem lepas waktu, hampir seperti tambalan nikotin, mesoderm-nya, atau lapisan tengah kulit, mendistribusikan obat yang sudah disuntikkan menjadi suntikan yang lebih dalam ke dalam otot. Mesotherapy lebih sering ditujukan untuk cedera yang akut dan baru, terutama pada tendon, tetapi bisa digunakan secara bersamaan dengan prolotherapy untuk mengobati cedera kronis.
“Mesotherapy sangat sempurna untuk orang-orang yang saya percaya sulit untuk mengambil waktu senggang, yang sulit untuk mengalah, dan mereka adalah para pemanjat,” kata Adelson. Tidak seperti prolotherapy, mesotherapy tergantung dari larutan yang digunakan, lebih bersifat meredakan daripada menyembuhkan, seperti pada pemanjat-pemanjat yang berlaga di PCA, American Bouldering Series atau World Cup, mereka merasa tidak mampu untuk istirahat. “Setelah pengobatan, akan terasa sedikit rasa sakit atau mual, tapi anda dapat terus maju dan berlatih hampir 100%,” kata Adelson.
Fairfield juga telah mencoba mesotherapy, yang diperkenalkan tahun 1996 di Perancis oleh rekan latihannya Jibe Tribout dan Yuji Hirayama (Adelson juga mempelajari teknik tersebut). Di bawah arahan Dr. Alexandre Desandre, dokter tim pemanjat nasional Perancis, Fairfield melalui beberapa pengobatan untuk keseleo jari manis dan cedera siku, dan pada tahun itu dia meraih juara pertama di Top Rock International Bouldering Open di Clamecy, Perancis. Fairfield menjadi orang Amerika kedua yang memenangkan kompetisi panjat tebing internasional.




Selain cerita keajaiban sukses Fairfield, untuk menutupi rasa sakit mesotherapy kadang bisa menempatkan Anda dalam resiko yang lebih besar dalam penggunaan obat illegal. Gaya terapi “perbaikan cepat” mesotherapy sering melibatkan obat non steroid anti peradangan (Non Steroidal Anti Inflammatory / NSAIDs), kelas obat ibuprofen berasal. “Saya biasanya mengatakan kepada para pesaing bahwa pengobatan menggunakan NSAIDs tidak ideal dan dapat menjebak Anda kepada cedera kronis,” kata Adelson. “Saya akan mencoba meyakinkan mereka untuk memperoleh prolotherapy atau mesotherapy dalam jangka waktu yang lebih lama dengan menggunakan agen lain selain NSAIDs setelah perjanjian berikutnya.” Meskipun begitu, pengobatan mesotherapy dengan NSAIDs biasanya melibatkan 1,7 % dari dosis minum biasanya, keuntungan yang jelas untuk obat-obatan yang jika digunakan terlalu sering, dapat menyebabkan jaringan berlubang, bahkan kematian. So, apalah arti sebuah jarum kecil bila dibandingkan dengan itu?

 Dr. Michael Pistor dari Perancis mengembangkan mesotherapy pada tahun 1958, sejak itu pemikiran mesotherapy telah diterima pada sport medicine Eropa, dan diajarkan di berbagai universitas sport medicine di sana.
 Mesotherapy dapat menjadi alternatif yang baik untuk prolotherapy apabila Anda takut pada jarum-jarum besar atau tidak mau mengambil waktu luang pemanjatan Anda untuk melakukan prolotherapy.
 Biaya mesotherapy sekitar US $100 per session, biasanya dilakukan seminggu sekali selama tiga minggu, dan kemudian setiap minggu dalam dua bulan berikutnya.
 Cairan infus (yang dimasukkan ke dalam tubuh) termasuk obat bius lokal, NSAIDs (piroxicam, tenoxicam), multi vitamin, dan cacitonin (hormone yang ditemukan di dalam tubuh manusia juga diambil dari ikan salmon), dapat menangkal rasa sakit.


LEBIH JAUH TENTANG WATERPROOF

Kata waterproof selalu dihubungkan dengan bagian luar atau kulit luar, bisa berupa pembungkus pakaian dan banyak lagi. Secara fungsional, waterproof harus menjadi pelindung atau penahan air agar benda yang dilindunginya tidak basah.
Bagi para pegiat di alam terbuka, pemakaian bahan-bahan yang waterproof merupakan kebutuhan pokok, mulai dari ransel, tenda, sampai jas hujan dan sepatu. Bisa dibayangkan apabila barang-barang tadi tidak memakai bahan-bahan yang waterproof, mungkin kita hanya mampu berjalan satu atau dua hari saja.
Dalam tulisan ini akan dibahas tentang ragam pelapis (coating) yang mampu membuat kain bisa jadi waterproof dan lebih khusus lagi pembahasan mengenai jaket yang waterproof.
Pemakain jaket selain membuat tubuh jadi hangat, juga bisa menahan air (waterproof) pada saat hujan dan mampu melindungi tubuh dari terpaan angin (windproof), sehingga kita mampu melakukan kegiatan lebih lama lagi. Jaket yang waterproof pasti windproof, tapi yang windproof belum tentu waterproof. Sayangnya, jaket yang windproof atau waterproof saja belumlah cukup, karena panas tubuh yang dikeluarkan oleh pemakai akan menjalar ke seluruh permukaan tubuh yang tertutup jaket, dampaknya terjadilah penguapan (condensation). Jika penguapan ini berlangsung lama, maka pakaian kita akan basah dan tidak nyaman.
Untuk menanggulangi terjadinya penguapan, para produsen mulai memikirkan cara lain, yaitu dilapisi oleh cairan yang bisa membuat pori-pori pada saat terjadi penguapan, atau istilahnya kain itu bisa bernafas (breathable). Pori-pori tersebut akan membuka pada saat pemakai jaket sudah merasa ada peningkatan suhu jika dibandingkan pada saat diam. Jadi uap panas tadi akan keluar melalui pori-pori tersebut, sehingga proses penguapan tidak sempat terjadi. Keistimewaan cairan yang akan mengeringkan dan menyerupai membran ini adalah butiran air atau terpaan angin tidak bisa masuk. Jadi, itulah jaket yang baik bagi pegiat di alam terbuka dan bisa juga dipakai oleh pengendara sepeda atau motor, yaitu jaket yang waterproof-windproof-breathable. Berikut akan dijelaskan beberapa jenis pelapis (coating) yang mampu berfungsi sebagai waterproof, windproof dan breathable.


NEOPRENE COATED
Cairan karet yang akan melapisi bagian dalam kain ini mempunyai daya kedap air yang sangat tinggi dan kuat. Pelapis ini lebih dikenal dengan nama “Rubber Coating”, sifatnya sangat waterproof dan bahan karet ini menjadikan kain bertambah berat serta mempercepat terjadinya kondensasi, sehingga tidak cocok untuk jaket, baik untuk dijadikan ponco atau tarp / ply sheet.

POLYURETHANE COATED
Biasa dikenal dengan P.U Coating. Jika salah satu permukaan kain dilapisi cairan kimia polyurethane, maka akan menjadikan kain ini waterproof dan windproof, tapi tidak breathable. Dengan demikian kondensasi masih tetap akan terjadi. Berbeda dengan Rubber Coating, kain yang diberi P.U Coating lebih ringan. Jika dijadikan rain coat, hanya cocok untuk menghadapi cuaca hujan rintik-rintik di musim panas (summer showers).

E.X.E.A.T
Coating ini terbuat dari bahan cairan kimia Hydrophilic. Pelaburan yang berulang-ulang dengan cairan ini akan menghasilkan kain yang waterproof dan breathable.

HYDRO-DRY
Coating yang menggunakan cairan kimia ini hampir sama dengan EXEAT, yaitu menjadikan kain waterproof-breathable. Tetapi berdasarkan berat kainnya, HYDRO-DRY membaginya dalam 3 kategori pemakain, yaitu :

Terrain, biasa digunakan pada bahan Nylon Polyamide, baik yang Ripstop maupun anyaman biasa. Endura, coating ini biasa dipakai pada bahan yang mengandung 100% Tactel Microfibre yang sangat kuat dan tahan sobek, tanpa batas tertentu.

Momentum, biasa digunakan pada bahan Polyester. Coating ini menawarkan keunggulan manfaat yang luar biasa, seperti praktis dalam pengepakan, tidak berisik dan mempunyai kekuatan yang sangat baik.

LOWE ALPINE TRIPLE POINT CERAMIC
Suatu pengembangan yang luar biasa, Polyurethane Coating dicampur dengan jutaan partikel keramik, sehingga dapat menjadi benteng penghalang bagi pori-pori kain. Komposisi ini mampu menghasilkan kain yang bisa mengeluarkan uap panas dari tubuh si pemakai, tapi air dari luar tidak bisa masuk, terlebih bagian luarnya dilabur lagi dengan Durable Water Repellency (DWR). Berbeda dengan membran lainnya yang hanya dilabur pada permukaan kainnya saja, Triple Point Ceramic sifatnya mengikat pada setiap anyaman benang secara langsung, sehingga lapisan tersebut tidak cepat rusak atau luntur, baik pada bagian siku atau bahu.

GORE-TEX
Setelah berpengalaman selama 30 tahun lebih dalam menangani masalah kain waterproof dan breathable, Gore-tex tetap menjadi nomor satu di dunia. Lapisan film yang ditebar pada salah satu permukaan kain ini terbuat dari bahan Poly Tetra Fluro Ethylene (PTFE). Kombinasi kimia yang rumit ini akan mengembang setelah terkena udara, sehingga akan menghasilkan Microporous Membrane dengan sembilan juta pori-pori pada setiap inci perseginya. Setiap pori-pori bersifat 700 kali lebih besar dari molekul uap air, tetapi 20.000 kali lebih kecil dari butiran tetesan air (hujan, dsb).
Bagian kedua dari Gore-tex ini adalah polyakylene oxide, sebuah bahan yang bersifat oleophobic (oil hating) dan tahan terhadap pengaruh kontaminasi. Bahan ini bisa menjadikan kain yang Hydrophilic / Hydrophobic bisa menahan dan melepas air, contohnya : lapisan Hydrophilic pada bagian dalam mengeluarkan air ke bagian luar bahan, kemudian menangkisnya melalui lapisan Hydrophobic.





Sedangkan lapisan Hydrophobic ini membantu proses anti air (waterproof), yang akan menjadikan air bergumpal seperti manik-manik yang menebar pada permukaan kain, sehingga mudah mengalir tanpa merembes ke kain utama. Sistem ini yang ikut membantu terjadinya proses pernafasan (Breathability). Ada kelemahan dari bahan Gore-tex ini, yaitu umurnya pendek, sehingga perlu dilapisi berulang-ulang, kalau tidak, sudah pasti akan akan mengurangi tingkat breathability-nya.
Lapisan PTEF pada Gore-tex sangat tipis dan lembut, sehingga dibutuhkan lapisan pelindung (layer) supaya tidak mudah rusak dan menambah kuat terhadap friksi / gesekan dari kulit yang ditimbulkan oleh si pemakai. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam pemakaiannya Gore-tex membaginya dalam kategori :

3-Ply Garment
Komposisi ini menghasilkan kain menjadi tiga lapis, yaitu kain dasar dilapis dengan PTFE, kemudian dilapis lagi dengan Nylon yang lembut.

2-Ply Garment
Proses pembuatan lapisan pertama dan kedua (kain dasar + PTFE), sama seperti 3-ply garment, tapi pada kain jenis ini tidak diberi lagi Nylon yang lembut sebagai pelindung yang melekat pada membran PTFE, melainkan terpisah, bisa memakai Nylon Mesh atau bahan tipis (puring). 2-ply garment biasanya dipakai pada jaket-jaket untuk kegiatan yang bersifat bergerak cepat, seperti ski es atau lari lintas bukit, karena uap panas yang dikeluarkan oleh tubuh akan cepat keluar melalui pori-pori membran dari kain dasar. Sedangkan 3-ply garment lebih cocok untuk kegiatan pendakian gunung di atas 8.000 meter atau untuk penjelajahan di padang es Antartika.

Setelah kita mendapatkan kain yang waterproof, windproof dan breathable, ternyata kita belum aman dari rembesan air hujan. Setiap tindik jahitan akan mengakibatkan kebocoran (konalisasi), cara penanggulangannya yaitu dengan ditutup pelapis dari bahan plastik (seam sealing), sehingga air apapun tidak akan merembes lagi melalui jahitan tersebut.

Technical Rainsuit
EIGER menawarkan Technical Rainsuit yang laik digunakan untuk daerah tropis. Dengan menggunakan bahan Nylon Ripstop yang bagian dalamnya dilabur dengan Microporous Membrane, menjadikan bahan ini breathable. Sedangkan bagian luarnya diberi Coating Water Repellence, menjadikan kainnya kedap air / waterproof. Untuk setiap jahitannya selalu ditutup dengan teknologi seam sealing, guna mengantisipasi kebocoran dari setiap jahitannya.
Anda bisa memilih berbagai model dari beberapa artikel yang tersedia, seperti J120, J119, J105, J121 dan J122.



















TEKNIK MENDAYUNG

Teknik mendayung pada umumnya dilakukan sama untuk setiap perahu. Mendayung dilakukan dengan tujuan menggerakan perahu untuk berpindah dari satu posisi ke posisi lain. Tetapi pada kenyataanya, mendayung adalah menggerakan sekelompok air dan memindahkannya dari satu posisi ke posisi lainnya. Dengan posisi rafter di atas perahu dan perahu berada di atas air, maka mendayung seolah-olah menggerakkan perahu.
Beberapa teknik mendayung yang harus dikuasai oleh rafter pemula, diantaranya adalah :

1. Dayung maju (forward paddle / forward stroke) adalah gerakan mengayuhkan dayung dari depan ditarik hingga ke belakang, dengan alur dayungan lurus di pinggir lambung perahu. Gerakan ini berdasarkan komando, dengan tujuan supaya perahu melaju ke arah depan.

2. Dayung mundur (back paddle / back stroke) adalah gerakan mengayuhkan dayung dari belakang di tarik hingga ke depan, dengan alur dayungan lurus di pinggir lambung perahu. Gerakan ini berdasarkan komando, dengan tujuan supaya perahu melaju ke arah belakang.

3. Dayung kiri mundur (left back paddle / left back stroke) adalah gerakan mengayuhkan dayung yang terbagi ke dalam dua kelompok : kelompok pertama yang duduk di sebelah kiri, melakukan kayuhan dayung mundur, sedangkan kelompok kedua yang duduk di sebelah kanan, melakukan kayuhan dayung maju. Gerakan ini dimaksudkan agar perahu berbelok ke kiri.

4. Dayung kanan mundur (right back paddle / right back stroke) adalah gerakan mengayuhkan dayung yang terbagi ke dalam dua kelompok : kelompok pertama yang duduk di sebelah kanan, melakukan kayuhan dayung mundur, sedangkan kelompok kedua yang duduk di sebelah kiri, melakukan kayuhan dayung maju. Gerakan ini dimaksudkan agar perahu berbelok ke kanan.

5. Dayung geser kiri (left draw) adalah gerakan mengayuhkan dayung yang terbagi ke dalam dua kelompok : kelompok pertama yang duduk di sebelah kiri, melakukan kayuhan dayung dari arah luar ke arah dalam pinggir lambung perahu arah 90 derajat, sedangkan kelompok kedua yang duduk di sebelah kanan, melakukan kayuhan dayung mencungkil dari pinggir lambung, ke luar menjauh dari lambung arah 90 derajat dari lambung. Gerakan ini dimaksudkan agar perahu bergeser ke kiri.

6. Dayung geser kanan (right draw) adalah gerakan mengayuhkan dayung yang terbagi ke dalam dua kelompok : Kelompok pertama yang duduk di sebelah kanan, melakukan kayuhan dayung dari arah luar ke arah dalam pinggir lambung perahu searah 90 derajat, sedangkan kelompok kedua yang duduk di sebelah kanan, melakukan kayuhan dayung mencungkil dari pinggir dalam lambung, ke luar menjauh dari lambung arah 90 derajat. Gerakan ini dimaksudkan agar perahu berbelok ke kanan.

7. Berhenti (stop), maksudnya adalah tidak ada gerakan. Hal ini penting diperhatikan karena tidak selamanya crew harus mendayung. Ketika dirasakan laju perahu terlalu cepat, maka hal ini harus dilakukan melalui komando stop dan berhenti. Pada saat stop ada hal penting lain yang juga harus diperhatikan, yaitu ketika crew memegang dayung posisi stop, dayung dipegang dan diletakkan di atas paha, menyerong ke belakang membentuk arah 45 derajat. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kecelakaan di atas perahu, yaitu jika sirip dayung yang berada di luar menabrak batu atau benda keras lainnya, maka pegangan yang berada di bagian dalam perahu, tidak akan mengenai crew yang lainnya yang berada di sebelah si pemegang dayung.

(Eiger Adventure Training & Education)